TRIBUNNEWS.COM, KENDARI- Supriyani (38) guru honorer di SDN di Kecamatan Baito, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra) kini menjadi sorotan usai jadi tersangka kasus kekerasan terhadap anak.
Supriyani jadi tersangka karena diduga menganiaya muridnya kelas 1 SD anak seorang polisi.
Kepada TribunnewsSultra.com, Suyatni (57) tetangga guru honorer tersebut menceritakan keseharian Supriyani.
Baca juga: Perjuangan Guru Supriyani: Antara Mengajar dan Berkebun di Tengah Masalah Hukum
Menurut Suyatni, Supriyani adalah seorang yang giat bekerja. Usai mengajar, Supriyani biasanya langsung ke sawah untuk membantu suaminya.
“Dia hanya mengajar, setelah itu pulang langsung ke kebun,” katanya kepada TribunnewsSultra.com, Jumat (26/10/2024).
Selama Supriyani dan suaminya tinggal di rumahnya, menurut Suyatni tak pernah terdengar nada keras dari guru honorer tersebut.
Ia juga tidak pernah melihat Supriyani memukul anaknya.
Meskipun, sesekali Supriyani akan menegur anaknya jika bermain hujan.
“Tidak pernah, (memukul) itu anak-anaknya kalau main hujan dia hanya tegur,” ujarnya.
Sementara, sosok suami Supriyani bekerja serabutan.
Selain berkebun, Katiran terkadang bekerja di bengkel dan kadang menjadi pekerja bangunan.
Baca juga: Alasan Kasus Guru Supriyani Tak Diselesaikan Secara Restorative Justice, Persidangan Dipercepat
“Suaminya kadang di kebun, kadang kerja bengkel, kadang juga ikut kerja bangunan,” jelasnya.
Rumah Supriyani
Kini Supriyani tak tinggal di rumahnya sudah beberapa hari. Sejak kasus yang menjeratnya itu viral di media sosial.
Ia juga diberikan perlindungan dan diamankan ke Pemerintah Kecamatan.