Sumatera Flight Education Center Medan membantah Ade Nurul Fadillah, siswi kursus calon pramugari asal Kisaran tewas akibat dianiaya.
Kuasa hukum Sumatera Flight Education Center Medan, Hendra Manatar Sihaloho mengatakan, tidak ada senior dan junior di tempat belajar tersebut.
Dari hasil keterangan yang diperoleh sekolah, korban disebut orang baik dan tidak mempunyai musuh.
"Jadi, kita di sekolah ini tidak ada namanya junior senior, tidak ada tindak pembullyan, kekerasan, makanya kita agak kaget juga. Jadi, yang perlu saya terangkan di sini, almarhum ini orang baik, tidak ada musuh, dan baru dua bulan dia berada di sekolah ini. Makanya kita kaget juga dengar berita itu,"kata Kuasa hukum Sumatera Flight Education Center Medan, Hendra Manatar Sihaloho, Selasa (29/10/2024).
Terkait tewasnya Ade, Hendra menyebut korban sempat mengalami sakit kepala hingga teriak luar biasa, sebelum meninggal dunia.
Sakit kepala ini diduga sudah lama dialami korban dan Ade disebut kerap mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli dari warung.
Saat itu, teriakan Ade didengar oleh rekan sesama di asrama hingga membuat panik.
Karena takut, rekan korban memanggil pengasuh di asrama dan membawanya ke klinik kurang lebih berjarak 50 meter.
Pihak klinik kemudian menyarankan agar korban dibawa ke rumah sakit.
Dalam perjalanan ke rumah sakit inilah korban diduga meninggal dunia karena setibanya di RS USU, korban dinyatakan meninggal dunia.
"Jadi, habis dari klinik menyampaikan harus langsung dibawa ke rumah sakit. Jadi ketika dibawa ke rumah sakit USU, rupanya disampaikan sudah meninggal, belum ada penanganan memang saat itu."
Mengenai ada memar yang disebut bekas cekikan, keterangan yang diterima Hendra dari pihak medis, memar bisa terjadi beberapa faktor, salah satunya penyakit jantung.
"Memang jadinya agak biru, disampaikan dokter, ya dugaan dugaannya banyak kata dokter, salah satunya bisa jantung, cuman kan belum dilakukan rekam medis." (Tribun Medan)