TRIBUNNEWS.COM - Di tengah kasus dugaan penganiayaan yang menjeratnya, Supriyani akhirnya bisa kembali ke sekolah tempatnya mengajar, SDN 4 Baito di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.
Supriyani adalah seorang guru honorer yang terseret dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap seorang muridnya yang merupakan anak polisi bernama Aipda WH.
Kini kasus dugaan penganiayaan pada anak Aipda WH ini masih berproses di pengadilan.
Supriyani mengaku sangat senang bisa kembali ke SDN 4 Baito meski hanya sebentar.
Kedatangan Supriyani ke sekolah ini bertujuan untuk melaksanakan tugas ujian kinerja untuk Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Kembalinya Supriyani ke sekolah ini pun disambut oleh semua siswa SDN 04 Baito dari kelas 1 hingga kelas 6 serta para guru rekan kerja Supriyani,
"Setelah sampai di sekolah, anak-anak semua mulai dari kelas 1 sampai kelas 6, menyambut kedatangan saya."
"Saya sangat senang dan bahagia bisa ketemu mereka, dan ketemu teman-teman semua disini."
"Tadi ada tugas ujian kinerja untuk PPG saya," kata Supriyani dilansir Kompas TV, Sabtu (9/11/2024).
Tak hanya sambutan hangat dari para siswa dan guru, kehadiran Supriyani ke sekolah juga disambut nyanyian lagu "Hymne Guru" oleh para siswa.
Tak sedikit siswa yang meneteskan air matanya dengan bertemu kembali dengan gurunya, Supriyani.
Baca juga: Buntut Somasi Bupati Konsel ke Supriyani: Surunuddin Bakal Dipanggil Kemendagri, PGRI Sultra Kritik
Mereka juga berkerumun dan berebut untuk memeluk Supriyani, melepas rasa rindu mereka dengan Ibu Guru Supriyani.
Supriyani lantas mengungkap keinginannya untuk bisa kembali mengajar para siswanya di SDN 04 Baito.
"Ini yang saya inginkan, bisa mengajar kembali di SDN 04 Baito," ungkap Supriyani.
Guru Supriyani Ungkap Kondisi Anak Aipda WH pada Hari Dirinya Dipolisikan
Supriyani sempat menangis saat diperiksa sebagai terdakwa dalam sidang di Pengadilan Negeri Andoolo, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Kamis (7/11/2024).
Tangis Supriyani pecah saat dirinya memberikan keterangan bahwa dirinya sudah berkali-kali mengucapkan permintaan maaf kepada Aipda WH dan istrinya selaku orang tua siswa berinisial D.
Supriyani mengaku bahwa dirinya lima kali bertemu Aipda WH saat proses mediasi sebelum perkara masuk ke pengadilan.
Setiap kali bertemu Aipda WH, Supriyani kerap meminta maaf.
"Saya sudah lima kali bertemu pak Bowo (Aipda WH) dan setiap bertemu saya sampaikan minta maaf, kalau pernah bikin salah selama mengajari anaknya," kata Supriyani dalam persidangan.
Baca juga: Mengungkap Luka Anak Aipda WH dalam Kasus Supriyani
Menurut dia, permintaan maaf tersebut bukan karena dirinya mengakui kesalahan seperti yang dituduhkan.
Namun, permintaan maaf dilontarkan dirinya agar masalah bisa diselesaikan tanpa proses hukum.
"Karena setiap bertemu selalu disuruh minta maaf. Tapi saya tidak mau dibilang memukulinya anaknya karena itu saya tidak pernah lakukan," katanya.
Supriyani mengaku permintaan maaf karena selama 16 tahun mengajar sebagai guru honorer, tidak pernah mendapat kasus seperti yang dituduhkan orang tua korban.
"Kaget karena 16 tahun saya mengajar tidak pernah menganiaya kejadian seperti ini," ujar Supriyani.
Baca juga: Aipda WH Ambil Alih HP saat Anaknya Ngaku Luka karena Jatuh di Sawah, Bukan gegara Supriyani
Ia juga mengatakan meski sudah meminta maaf, Aipda WH sempat mengatakan akan tetap memenjarakan dirinya karena tidak mau mengakui kesalahan.
Ungkapan itu, kata Supriyani, terjadi di mediasi pertama bahkan hingga pertemuan kelima sebelum dirinya ditahan oleh Kejaksaan Negeri Konawe Selatan.
"Sempat ada kata-kata dari pak Bowo saya tetap akan penjarakan kamu walaupun hanya sehari agar semua orang tahu kalau kamu salah," ucap Supriyani.
Dalam kesempatan tersebut, Supriyani pun mengaku sempat mengajar di kelas 1A SDN 4 Baito, tempat anak Aipda WH belajar.
Baca juga: 5 Pengakuan Guru Supriyani: Baru Sekali Mengajar Korban, Diancam Aipda WH, dan Diperas Oknum Polisi
Supriyani mengaku selama April 2024 dirinya hanya sekali mengajar di kelas 1A.
Pertemuan Supriyani dengan para siswa kelas 1A hanya terjadi pada hari Jumat tanggal 26 April 2024.
"Pernah sekali mengajar di kelasnya siswa D di bulan April hari Jumat tanggal 26. Sebelumnya awal Januari pernah," ungkapnya.
Ia mengajar pada 26 April atau hari saat Aipda WH dan NF melaporkan dirinya kepada polisi karena dituduh memukul anak mereka.
Selain hari Jumat itu, Supriyani mengatakan tidak pernah lagi mengajar atau bertemu D.
Baca juga: 3 Fakta Somasi Bupati Konsel ke Supriyani: PGRI Minta Guru Honorer Bergaji Rp300 Ribu Dimaafkan
Apalagi pada Rabu tanggal 24 April atau hari saat Supriyani dituduh menganiaya korban.
Saat itu Supriyani mengajar di Kelas 1B sedangkan siswa D berada di kelas 1A.
Supriyani mengungkapkan, saat mengajari para siswa pada hari Jumat, dia melihat siswa D ada di dalam kelas tersebut.
"Ada, di hari itu dia biasa saja tidak ada apa-apa," kata Supriyani, menjawab pertanyaan JPU.
Baca juga: Dinasti Politik Bupati Konsel yang Somasi Guru Supriyani: Istri dan 3 Anaknya Jadi Anggota Dewan
Supriyani mengatakan dirinya sudah mengajar di SDN 4 Baito selama 16 tahun.
Sementara itu, siswa D baru masuk sebagai peserta didik di sekolah sekitar 6 bulan.
Selama bersekolah, kata Supriyani, siswa D termasuk anak aktif saat berada di dalam kelas.
"Aktifnya itu usil suka mengganggu teman sekelasnya," kata Supriyani.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Adi Suhendi)