Belum diketahui secara pasti penyebab penyerangan ini.
Namun, informasi yang beredar, awalnya ada sejumlah personel TNI dari Batalyon Artileri Medan Armed 2/105 Kilap Sumagan yang cekcok dengan warga.
Kemudian, rekan-rekannya membalas dengan menyerang ke permukiman masyarakat.
Meski demikian, belum diketahui pasti penyebab dari aksi brutal oknum TNI AD tersebut.
Suasana Jumat malam hingga Sabtu dini hari sangat mencekam di lokasi dan membuat warga takut keluar rumah.
Puluhan pria berambut cepak membabi-buta mendatangi permukiman, menyerang hingga menyiksa warga tanpa ampun.
Mobil ambulans pun lalu lalang mengevakuasi warga yang diserang kelompok pemuda ini hingga berdarah-darah.
Seorang warga mengaku diperlakukan seperti penjahat.
"Saya mengalami luka kepala bocor, punggung dan tangan memar dihantam pakai pistol."
Keesokan harinya, sekira pukul 13:30 WIB, suasana kembali memanas ketika ratusan warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru beramai-ramai membawa mayat Raden Barus, korban tewas ke Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 kurang lebih berjarak 3 Kilometer dengan berjalan kaki.
Awalnya warga berkumpul di rumah duka korban di Dusun IV, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang sejak pagi menunggu jenazah korban tiba usai diautopsi.
Setibanya mobil ambulans, warga langsung bergerak beramai-ramai membawa mobil ambulan berisi jasad korban ke Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan yang berjarak sekitar 2 Kilometer.
Mobil ambulans dikemudikan sopir dan diisi keluarga melaju pelan-pelan, diikuti warga yang berjalan kaki dan ada yang menaiki sepeda motor dari belakang.
Sambil berjalan menuju Armed, warga terus berteriak menuntut keadilan.