Santri itu diduga jenuh lantaran sudah belajar 2 tahun di pondok. Dia ingin pulang sehingga membuat skenario penculikan palsu.
"Anaknya tidak betah di pondok, itu bukan penculikan, itu hanya sandiwara dari anak itu sendiri. Kita imbau untuk tidak langsung percaya dengan berita yang beredar tentang penculikan itu,” kata Rohmat.
Sementara itu, Suwadi mengatakan anaknya sekarang sudah kembali belajar di pondok.
Dia menyayangkan tindakan anaknya yang membuat warga desanya gempar.
"Anaknya sudah kembali ke pondok, kemungkinan pas dia jenuh sehingga membuat drama seperti itu," katanya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Terlanjur Gempar, Penculikan Dan Penyekapan Santri Di Magetan Minta Tebusan Rp 2 Miliar, Endingnya ?
(Tribunnews/Febri/Wiwit Purwanto)