Imbas kejadian ini, warga mengungkapkan protes dan kekesalannya kepada aparat penegak hukum (APH).
Hal ini disampaikan oleh Romi, warga Desa Berang, Kecamatan Simpang Teritip, Kabupaten Bangka Barat, pada pertemuan dengan warga di Kantor Desa Berang pada Senin kemarin.
Ia meminta Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) RI turun ke Desa Berang untuk membantu warga mengatasi arogansi oknum APH terhadap masyarakat setempat.
"Kompolnas membantu masyarakat Berang ini, mengatasi perusahaan-perusahan di daerah kami ini, harapan kami sebagai masyarakat, kasus ini dapat tuntas dan berlanjut," ujar Romi.
Selain meminta Kompolnas memproses anggota Brimob, Romi juga berharap, manajemen perusahaan sawit PT BPL bisa diganti.
"Diganti semua, awalnya pihak manajemen di sana memang awal memicu, kalau tidak ada menyuruh dari mereka tidak terjadi seperti ini. Ini kejadian sangat luar biasa."
"Hingga menghilangkan nyawa, tidak melakukan pengaman dahulu, penangkapan penyerahan ke desa untuk memecahkan masalah. Ini tidak, kenapa langsung tembak," sesalnya.
Sebagai informasi, sejumlah perusahaan sawit yang ada di Desa Berang dan sekitarnya menggunakan APH untuk melakukan pengamanan wilayah perkebunan sawit.
"Ya jadi itu bagian protek perkebunan, tetapi ini biasa tembakan peringatan saja ke bersangkutan, tetapi kita menyayangkan, seharusnya perusahaan dan APH lebih persuasif tindakan seperti ini."
"Harus ada komunikasi perusahaan dengan Pemdes dan Forkopimda," kata Kepala Desa Berang, Beni Bastari.
Ia menegaskan, keinginan pihaknya ialah supaya ada proses hukum, terutama terhadap Brimob yang melakukan penembakan kepada warganya.
"Ada santunan ke keluarga dari perusahaan. Adanya perubahan program atau struktur manajemen dari perusahaan, demi keamanan dari pihak perusahaan."
"Masyarakat menginginkan mutasi manajer, di wilayah daerah ini, demi keamanan dan kenyamanan perusahaan itu sendiri," tuturnya.
Kedatangan Bong Ming Ming
Wakil Bupati Bangka Barat, Bong Ming Ming, mendatangi kantor Desa Berang pada Senin kemarin.