"Tidak ada tawuran. Temanku yang jaga malam memastikan itu juga tidak ada tawuran. Kalau ada tawuran kami pasti tahu dan buat laporan (ke atasan)," tutur satpam tersebut yang enggan disebutkan identitasnya.
Pihak sekolah juga meragukan jika korban adalah anggota gangster.
"Kalau korban tergabung gangster kami tidak tahu. Namun, rekam jejak mereka (korban) itu baik dan berprestasi."
"Jadi dihubungkan ke gangster kesimpulan kami ya tidak," terang staf kesiswaan SMK N 4 Semarang, Nanang Agus B.
Selain itu, dua teman korban juga menjadi korban tembak, tetapi nyawa mereka masih tertolong.
Dua teman satu sekolah korban itu masing-masing berinisial S (16) dan A (17).
Kematian G akibat ditembak polisi juga membuat para teman korban keheranan.
Mereka tak menyangka tudingan polisi bahwa mereka adalah anggota gangster.
"Dia (korban) orangnya baik tidak bersikap aneh-aneh," kata sahabat korban, Akbar Deni Saputra saat bertakziah ke rumah nenek korban di Kembangarum, Semarang Barat, pada Senin malam.
Ia mengaku korban sempat bermain ke rumahnya setelah pulang sekolah di daerah Ngaliyan pada Jumat, 22 November 2024 lalu.
"Makanya saya kaget ketika hari Minggu (24/11/2024) dikabari korban meninggal dunia," ungkapnya.
Baca juga: Polisi Tembak Mati Siswa SMK Semarang, Kriminolog Undip: Tembakan ke Pinggul Tidak Dibenarkan!
Dikecam Kriminolog
Pakar Kriminologi Universitas Diponegoro (Undip), Budi Wicaksono, mengecam insiden penembakan ini.
Menurutnya, tindakan tersebut tidak sesuai prosedur dan melanggar prinsip tindakan tegas yang terukur.
"Harus tembak atas dulu. Kemudian tembak tanah. Jika pelaku masih menyerang, bisa tembak kaki. Tapi menembak langsung ke arah pinggul itu tidak dibenarkan," ujar Budi, Senin.