Bukan hanya itu, menurut Diah, pada Minggu sekitar waktu subuh, ada anggota polisi yang mencari informasi mengenai GRO ke tetangga sekitar.
"Kata tetangga sekitar subuh itu ada anggota yang mencari keberadaan Gamma, tapi tidak ditemukan, karena pada saat kejadian, tidak ada data, hanya diketahui berdasar sidik jari, yang mengarah ke alamat utinya."
"Yang pertama ditanya, tetangga itu tidak tahu siapa Gamma, jam 08.00-09.00, ada anggota yang menyisir, kebetulan tahu, kan sudah tahu posisi korban di mana, mengapa kita tahu 12.27 WIB, itu pun yang memberi kabar bukan anggota," terangnya.
Selain itu, Diah Pitasari juga menceritakan keberadaan GRO sebelum meninggal dunia.
Menurutnya, GRO sempat pamit kepada neneknya hendak latihan pencak silat.
"Saat itu izin ke uti-nya, saya di luar kota, keluar rumah utinya itu 19.30 WIB, setelah salat isya kalau malam minggu pamitnya mau pencak silat," ungkapnya.
Kemudian, sambung Diah, sekitar pukul 23.30 WIB, GRO ditelepon oleh ayahnya.
Saat ditelepon, GRO mengatakan kepada sang ayah bahwa latihan pencak silatnya sudah selesai.
Akan tetapi, dirinya tak langsung pulang karena makan malam terlebih dahulu bersama teman-temannya.
GRO mengatakan kepada ayahnya ia sedang menunggu makanan yang dipesan.
Baca juga: Mawar Putih untuk Gamma Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi hingga Aksi Kamisan di Polda Jateng
"Setelah itu lost contact, ditelepon berdering, tapi tidak diangkat, kita sampai siang masih mencari, ayahnya WA-nan sama saya," jelasnya.
Menurutnya, karena tidak bisa dihubungi, keluarga langsung mencari keberadaan GRO.
"Satu jam sebelum polisi menghubungi, kita masih mencari, terus polisi menghubungi kita pukul 12.27 WIB, disuruh datang ke kamar jenazah RS Kariadi," ujarnya. (tribun network/thf/TribunSolo.com/Tribunnews.com)