TRIBUNNEWS.COM, BOGOR -HS (29) tega membunuh AF (19) seorang siswa SMK di Kota Bogor, Jawa Barat karena ingin menguasai harta korban.
AF dibunuh di rumah pelaku di Kampung Sirnasari, Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.
HS telah diamankan oleh pihak kepolisian di Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat dan digiring ke Mapolsek Ciomas pada Minggu (1/12/2024).
Baca juga: Pembunuhan Siswa SMK Ciomas Bogor: Polisi Tangkap HS di Stasiun Gondangdia, Incar Honda Beat Korban
Motif di balik pembunuhan sadis itupun terungkap. HS nekad melakukan aksi keji itu diduga karena himpitan ekonomi.
"Pelaku ingin menguasai harta korban yaitu satu unit sepeda motor milik korban dan satu buah unit handphone milik korban," ujar Kasi Humas Polres Bogor, Iptu Desi Triana, Senin (2/12/2024).
Iptu Desi Triana mengatakan, pelaku saat ini berada di Polsek Ciomas sedang menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
"Proses hukum ini akan terus berjalan sampai dengan naik ke penyidikan dan segera akan dilimpahkan ke Kejaksaan Kabupaten Bogor," katanya.
Sementara itu, motif di balik aksi pembunuhan dengan latar belakang ekonomi ini pun sudah terendus sejak awal kasus terungkap.
Pasalnya Ketua RT setempat, Sumarna yang juga merupakan salah satu saksi dalam kejadian tersebut menyebutkan bahwa barang-barang milik korban tidak ada di lokasi kejadian.
Ia menyebut korban datang seorang diri sempat terekan CCTV menggunakan kendaraan roda dua jenis Honda Beat menuju rumah pelaku.
Disebutkan juga bahwa berdasarkan informasi yang didapatnya, pelaku dan korban ini hendak melakukan transaksi jual beli barang elektronik berupa handphone.
Sumarna menyebut terdapat sebuah video yang direkam oleh korban sedang menunjukkan lokasinya dan terlihat adanya dus handphone merk iPhone yang akan melakukan cash on delivery (COD) di rumah pelaku.
Namun ketika sudah ditemukan tewas, barang-barang korban pun tak ada di lokasi kejadian bersamaan dengan menghilangnya pelaku.
"(Barang-barang korban) Engga ada, udah sepi. Si korban menurut dari CCTV itu sendiri datengnya, pake motor beat depan merah belakang item strip merah, pake helm putih jaket hitam, celana (olahraga) smp pake sendal coklat," ungkap Sumarna.
Pelaku pendatang gelap
Sementara itu, Ketua RT setempat, Sumarna mengaku tidak mengenal sosok pelaku karena tidak aktif dalam bersosialisasi dengan warga sekitar.
"Si terduga pelaku pun saya engga kenal, engga tau mukanya yang mana pun engga tau," ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com.
Bahkan, ia mengungkapkan bahwa keberadaan pelaku yang tinggal di rumah tersebut tidak pernah dilaporkan kepada pengurus lingkungan.
Sebab kata dia, ketika rumah tersebut dihuni beberapa tahu lalu, orang tua HS mengaku hanya tinggal berdua saja.
"Tinggal di sini kalau orang tuanya sekitar 2-3 tahun. Tapi si anak (HS) itu saya engga tau semenjak masuk ke situnya kapan, karena engga ada laporan masuk ke saya dan saya pun engga pernah ngeliat si anak itu," terangnya.
Kendati demikian, Sumarna mengatakan bahwa orang tua HS cukup baik bersosialisasi dengan masyarakat.
Hanya saja, pada saat kejadian HS hanya tinggal berdua dengan ibunya, sedangkan ayahnya berada di wilayah Sukabumi.
Ketika sang ibu pergi bekerja, HS dengan leluasa melakukan aksinya kejinya di rumahnya sendiri dan meninggalkan AF yang sudah tak berdaya.
"Si bapaknya di Jampang, udah satu setengah bulan lalu, waktu kejadian engga ada (orang)," terangnya.(*)
Berita ini telah tayang di Tribun Bogor