News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lolos Hukuman Mati di Arab Saudi, Maryam Menangis Haru Bertemu 7 Anaknya, setelah Dipenjara 15 Tahun

Penulis: Isti Prasetya
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Maryam binti Ahmad (54), TKW bekerja di Arab Saudi yang bebas dari hukuman mati saat mengecek kondisi rumahnya di Desa Jaddih, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Rabu (4/12/2024).

TRIBUNNEWS.COM - Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Bangkalan, Jawa Timur, menangis haru saat kembali bertemu ketujuh anaknya di kampung halaman.

TKI bernama Maryam Ahmad (54) berhasil pulang dari Arab Saudi setelah meninggalkan rumahnya di Dusun Jaddih Laok, Desa Jaddih, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan sejak tahun 1994 silam.

Maryam tertahan di Arab Saudi setelah mendekam selama 15 tahun 7 bulan dalam penjara.

Rinciannya, 9 tahun di Penjara Dzahban dan 6 tahun di Penjara Briman, Jeddah, Arab Saudi.

Dia dihukum bui akibat membalas tindakan arogansi majikannya dengan menyiramkan air panas ke tubuh majikannya, Yahya Mohammad Jabbar Sani.

Hal itu diungkapkan Maryam saat ditemui di rumahnya.

“Majikan ada permasalahan di luar yang dibawa ke rumah, memancing amarah hingga saya bertindak menyiramkan air ke tubuhnya. Tidak meninggal, saat itu kedua anaknya masih berusia di bawah 10 tahun,” kenang Maryam, dikutip dari Surya.co.id.

Sejak itulah, ia mendekam di balik jeruji besi, setelah kakak korban, Husen Yahya Mohammad Jabbar San Hani menjadi pihak yang memberatkan dalam perkara penganiayaan tersebut. 

Namun, Maryam bisa memaksimalkan celah dengan menunggu pengampunan dari dua anak majikannya ketika sudah berusia baligh.

“Yang memberikan pengampunan adalah Saed Yahya Mohammad Jabbar Sani. Sekarang saya mau minum takut, melihat semua di lingkungan rumah bukan ini,” kata Maryam.

Tak hafal nama 7 anaknya

Akhirnya, Maryam berhasil pulang berkat dukungan Kementerian Luar Negeri dan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di Kabupaten Pamekasan. 

Dua lembaga pemerintah itu, turut mengantar Maryam hingga tiba di halaman rumahnya pada Sabtu (30/11/2024).

Setiba di rumahnya, Maryam menangis saat memandangi satu persatu wajah ketujuh anaknya.

Selama 30 tahun berlalu, Maryam bahkan tidak bisa mengenali nama anak-anaknya, menantunya dan cucunya yang berkumpul menyambut kedatangannya pada Sabtu (30/11/2024) lalu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini