TRIBUNNEWS.COM - Terungkap siasat IWAS atau Agus Buntung, pria disabilitas di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) dekati para korbannya.
Satu di antara korbannya ada yang dibuntuti hingga ke indekos.
Hal itu diungkapkan oleh kuasa hukum korban, Andre Safutra.
Modusnya, Agus mengetuk pintu kamar korban dan mengajak ngobrol.
Awalnya, Agus ingin mengobrol di dalam kamar, namun saat itu korban menolak.
"Korban menolak, karena itu privasi kamarnya tidak boleh lawan jenis masuk."
"Sehingga korban ini meminta untuk ngobrol di bawah, karena itu lantai 2 kosnya," kata Andre, dikutip dari YouTube Official iNews, Selasa (10/12/2024).
Setelah beberapa saat mengobrol, korban mengeluh capek dan ingin beristirahat.
Agus pun mengiyakan. Namun, bukannya pulang, Agus justru kembali membuntuti korban ke kamar.
Ia kemudian mengiming-imingi emas kepada korban, dan menghubungi ibunya.
"Pelaku mengetuk pintu kembali dan pada saat itu mengiming-imingi korban, memberikan kotak berisi emas."
Baca juga: Agus Buntung Diperiksa Polda NTB, 5 Korban Kekerasan Seksual Ajukan Perlindungan ke LPSK
"Dan menghubungi ibunya (ibu Agus) dan ibunya mengiyakan atau memberikan kepada korban di dalam telepon," ungkapnya.
Korban pun menolak iming-iming tersebut. Namun, Agus tetap tak menyerah.
Agus malah memaksa masuk dengan mendorong pintu kamar korban.
Sementara korban berusaha untuk menahan pintu agar Agus tak bisa masuk.
Dalam kondisi itu, korban melontarkan ancaman kepada Agus.
"Kemudian korban mengancam lagi, 'apabila kamu berusaha masuk secara paksa ke kamar saya, maka saya akan gelindingin kamu di tangga', karena kamar korban dengan tangga itu dekat," beber Andre.
Akhirnya Agus pun menyerah dan meninggalkan kos perempuan itu.
Lebih lanjut, Andre menjelaskan, modus pelaku terhadap para korbannya hampir sama.
Pria tanpa dua tangan itu meminta tolong kepada calon korbannya untuk menghubungi sang ibu.
"Jadi si pelaku meminta tolong kepada korban untuk menghubungi ibunya," terangnya.
Jika nanti korban lolos dari perangainya, Agus sudah memiliki nomor telepon korban di ponsel ibunya.
Selanjutnya, Agus disebut akan menghubungi kembali korban yang lolos itu.
"Tiba-tiba setelah itu satu hari atau dua hari sebelumnya atau sebulan setelahnya dihubungi kembali sama si pelaku karena sudah menelepon ke nomor ibunya," urainya.
Sementara itu, terbaru jumlah korban pelecehan yang diduga dilakukan Agus Buntung mencapai 15 orang.
Baca juga: Agus Buntung Diperiksa Polda NTB, 5 Korban Kekerasan Seksual Ajukan Perlindungan ke LPSK
Jumlah ini berdasarkan data dari Komisi Disabilitas Daerah (KDD) Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dari 15 korban yang telah melapor ke KDD itu, tiga di antaranya masih berusia di bawah umur.
Adapun untuk korban yang telah diperiksa oleh tim penyidik Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polda NTB hingga saat ini berjumlah tujuh orang.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana)