Saat mundur tak terkendali, laju truk berpindah dari bahu jalan ke lajur kanan, dan akhirnya bertabrakan dengan bus Tirto Agung yang melaju dengan kecepatan sekitar 80 kilometer per jam di lajur kanan.
Komaruddin juga mengatakan, polisi menemukan bekas ganjalan di lokasi awal truk berhenti di Km 78, serta goresan di pembatas tengah jalan yang menunjukkan truk bergeser ke lajur kanan.
Ia menuturkan, saat truk mengalami kecelakaan, rem tangannya berada dalam posisi hidup.
Namun, untuk memastikan penyebab truk mundur, polisi akan melakukan investigasi lebih lanjut, termasuk mengecek fungsi rem tangan dan hasil uji KIR kendaraan.
"Kami berharap secepatnya untuk bisa mendapatkan hasil karena memang ada beberapa yang harus kita pastikan. Kondisi bus, truk, dan juga uji KIR, servis terakhir serta ada bagian apa lagi yang memang terlewatkan dalam kewajiban," ucapnya.
Komaruddin mengatakan akibat kecelakaan tersebut empat orang meninggal dunia, yaitu sopir bus, Untung Subagyo (47); kernet bus, Ahmad Bahrur Rozi; seorang penumpang bernama Iyan Maryana; dan tutor dari Kampung Inggris Pare, Tri Subangkit Muliana.
Total korban kecelakaan ini sebanyak 49 orang.
Rinciannya 40 pelajar dari SMP IT Darul Quran Mulia Bogor, enam pendamping, pengemudi, dan kernet bus, serta satu sopir truk tronton.
"Selebihnya masih menjalani perawatan dengan kondisi 10 orang luka berat dan sisanya luka-luka," ucap Komaruddin, Selasa.
Korban luka dirawat di berbagai rumah sakit di sekitar lokasi kejadian, yaitu RSUD Dr Saiful Anwar, Lawang Medika, dan Prima Husada.
(Tribunnews.com/ kompas.com/ Tribuntangerang.com/ gilbert/ nurmahadi)
Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribuntangerang.com dengan judul Korban Asal Tangerang Ceritakan Detik-detik Mencekam Kecelakaan Tol Malang-Pandaan