TRIBUNNEWS.COM - Kasus pemukulan yang dilakukan oleh Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Disperindagkop) Halmahera Barat, Maluku Utara, Demisius Boky terhadap seorang pendemo berbuntut panjang.
PJ Sekretaris Daerah (Sekda) Halmahera Barat, Julius Marau bahkan nyaris dipukul oleh anggota DPRD Halmahera Barat dan warga Desa Gufasa, Jailolo, Halmahera Barat.
Aksi tersebut bermula ketika Julius Marau hendak mencoba membuka palang Kantor Disperindagkop Halmahera Barat usai kejadian pemukulan.
Pemalangan tersebut dilakukan oleh sejumlah warga dan Anggota DPRD.
Mereka melakukan pemalangan sebagai bentuk protes atas tindakan premanisme yang dilakukan oleh Demisius Boky.
Beruntung, saat Julius dan anggota DPRD Joko Hadi hendak baku hantam, emosi keduanya bisa diredam.
"Ini siapa yang palang, saya datang sebagai Pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini," kata Julius Marau sambil membuka palang kantor Disperindag, dikutip dari TribunTernate.com.
Joko pun menjawab bahwa Julius tak bisa asal membuka palang tersebut.
"Tidak boleh main buka, ini DPRD yang segel kantor," jawab Joko Ahadi.
Joko juga menyayangkan bahwa tidak ada Satpol PP di kantor Disperindagkop saat kejadian pemukulan.
"Kalian Satpol PP itu jangan cuma jaga di kantor Bupati, tetapi harus didistribusikan ke setiap instansi, kalau kejadian seperti ini bagaimana jadinya," ujar Joko.
Baca juga: Pukuli Pendemo, Kadis di Halmahera Barat Diringkus Polisi, Stafnya Ikut Terseret
Diketahui, ASN bernama Demisius Boky sebelumnya melakukan pemukulan terhadap warga yang demo kelangkaan minyak tanah.
Video Demisius Boky yang sedang pukuli warga juga beredar di media sosial.
Tak hanya Demisius Boky saja, polisi juga menangkap Soni Boky, staf kantor tempat Demisius bekerja.