"Bintik matahari ini adalah sasaran empuk bagi teleskop surya saya," kata Wise kepada Space Weather.
Bulan lalu, NASA mencatat semburan matahari terkuat sejak Oktober 2017.
Semburan matahari itu, bersama dengan bintik matahari yang baru ini, adalah indikator Siklus Matahari 25, periode 11 tahun aktivitas elektromagnetik baru yang baru saja dimulai matahari.
Pada 2019, NASA mengumumkan dimulainya siklus matahari baru dengan peringatan adanya ledakan matahari yang besar.
"Setelah matahari kita melewati Minimum Matahari saat ini, aktivitas matahari seperti letusan gunung akan menjadi hal yang umum selama beberapa tahun mendatang," ungkap NASA.
Semburan matahari paling terkenal, yang dikenal sebagai Coronal Mass Ejection, terjadi pada tahun 1859.
Peristiwa itu menyebabkan badai geomagnetik yang disebut Carrington Event.
Carrington Event membawa partikel bermuatan yang membombardir magnetosfer Bumi.
Jika peristiwa semacam ini kembali terjadi sekarang, dampaknya akan sangat menghancurkan.
"Carrington Event memampatkan medan magnet bumi dengan sangat kuat, sehingga arus dibuat dalam kabel telegraf begitu besar, dan banyak kabel terpicu dan memberikan syok pada operator telegraf."
"Jika peristiwa sekelas Carrington bedampak pada Bumi hari ini, spekulasi menyatakan bahwa kerusakan mungkin terjadi pada jaringan listrik global dan elektronik dalam skala yang belum pernah dialami," imbuh NASA.
Fenomena Astronomi Pekan Kedua Agustus 2020: Puncak Hujan Meteor Perseid hingga Konjungsi Bulan-Mars
Pada bulan Agustus, ada beberapa peristiwa atau fenomena astronomi angkasa yang terjadi di langit angkasa.
Pada pekan pertama Agustus kemarin, Bulan telah mencapai fase purnamanya tepatnya pada 3 Agustus 2020.