TRIBUNNEWS.COM -- Gelombang pandemi Covid-19 telah mendera hampir seluruh negara di dunia selama lebih dari dua tahun.
Virus Corona dengan berbagai varian telah membuat jutaan orang menjadi korban meninggal dunia.
Varian Delta yang datang pada sekitar pertengahan 2021 lalu menjadi varian yang mematikan.
Setelah Delta mereda, kini muncul varian baru lagi yaitu Omicron, yang sangat cepat menular, namun serangannya dipercaya tidak sefatal Delta.
Baca juga: Omicron Melonjak, Kasus Harian Covid-19 Korea Selatan Capai 8.000 untuk Pertama Kali
Lantas bagaimana prediksi pada 2022 ini? Para ahli di Amerika Serikat memprediksi, bahwa setelah terjadinya gelombang infeksi Omicron, di tahun 2022 ini, Covid-19 mungkin tidak lagi semengerikan sebelumnya.
"Saya pikir jika kita melakukannya (pengendalian virus) dengan benar, di tahun 2022 Covid mungkin tidak begitu mendominasi," ujar mantan Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Dr Tom Frieden.
Di sisi lain, ahli epidemiologi sekaligus spesialis penyakit menular di Stanford Medicine Dr Yvonne Maldonado bersama para ahli di lembaga federal, akademisi, serta pemimpin kesehatan masyarakat telah meneliti apa yang akan terjadi selama pandemi Covid-19 di tahun ini.
Baca juga: Gejalanya Mirip Flu tapi Omicron Perlu Diwaspadai, Ini Alasannya
Maldonado mengungkapkan, bahwa timnya masih belum mengetahui secara pasti apa yang akan terjadi, lantaran kemunculan varian Omicron yang sangat cepat menular.
"Tak satu pun dari kami yang benar-benar bisa mengantisipasi Omicron," kata Maldonado seperti dilansir dari CNN, Minggu (23/1/2022).
Gelombang Omicron, dikatakan ahli tampaknya sudah mencapai puncaknya di beberapa wilayah di AS, meski masih meningkat di daerah lain seperti Georgia di mana tenaga medis mulai kewalahan dengan pasien yang dirawat.
Misalnya, data dari Johns Hopkins University menunjukkan kasus Covid-19 di Amerika Serikat turun setidaknya 10 persen pada Kamis (20/1/2022), dibandingkan dengan pekan lalu di 14 negara bagian, sedangkan kasus infeksi naik setidaknya 10 persen di 26 negara bagian lainnya selama lonjakan Omicron.
Baca juga: Jangan Anggap Enteng, Omicron Punya Potensi Sebabkan Kematian Pada Kelompok yang Tak Berisiko
Para ahli penyakit menular pun telah melihat adanya harapan ketika mengamati data dari Afrika Selatan.
Kendati sejak ditemukannya Omicron di Afrika Selatan kasus infeksinya naik tajam, tetapi kasus ini juga turun dengan cepat.
Kondisi tersebut yang menurut ahli akan terjadi di banyak negara.