Sedangkan di bintik-bintik hitam pada bilahnya, mereka menemukan belerang, klorin, kalsium, dan seng.
Peneliti juga berhasil mengidentifikasi bahwa logam yang digunakan berasal dari tipikal meteorit oktahedrit.
"Kehadiran pola di senjata Tutankhamun menunjukkan bahwa belati itu terbuat dari oktahedrit, kelompok meteorit besi terbesar," jelas Arai.
Pola di belati Mesir kuno ini juga mengungkap bagaimana itu dibuat, yaitu ditempa dengan panas yang relatif rendah, sekitar kurang dari 950 derajat Celcius.
"Kami menemukan bercak hitam kecil di beberapa tempat di permukaan. Kami pikir itu karat tapi ternyata merupakan besi sulfida yang umum terjadi sebagai inklusi dalam meteorit besi oktahedrit," papar Arai.
Meski begitu, analisis kimia tak bisa memberikan petunjuk tentang asal usul belati.
Hanya saja saat peneliti melihat serangkaian tablet berusia 3.400 tahun yang dikenal sebagai Surat Amarna, disitu disebutkan mengenai belati besi bergagang dan bersarung emas.
Belati itu disebut sebagai pemberian dari raja di wilayah Anatolia kepada Amenhotep III, kakek Tutankhamun.
Jadi bisa saja, belati luar angkasa Tutankhamun ini merupakan hadiah dari negeri tetangga.
Apalagi batu permata di gagang belati juga dilekatkan dengan plester kapur, yang biasa digunakan di wilayah Anatolia tetapi tidak populer di Mesir.
Peneliti menyebut penelitian di masa depan diperlukan untuk membantu mengkonfirmasi lebih lanjut mengenai belati ini.
Temuan dipublikasikan di Meteoritics & Planetary Science. (Kontributor Sains, Monika Novena/ Bestari Kumala Dewi/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lama Jadi Misteri, Ahli Ungkap Asal Muasal Belati Firaun Mesir Tutankhamun "