Sehingga, saat pertama kali mengalami gangguan jiwa harus segera mendapatkan penanganan yang tepat.
"Semua orang punya kans gangguan jiwa. Yang mempercepat mereka mengalami gangguan jiwa adalah pola asuh sewaktu kecil," kata Prof. Suryani, Rabu (23/5/2018) di Kubu Kopi, Jalan Hayam Wuruk, Denpasar.
Selain itu, bullying di sekolah juga mempercepat proses ganguan jiwa baik yang ringan atau berat.
Untuk penyembuhan ODGJ konsep yang ditawarkannya yaitu comunity base yang melibatkan keluarga, masyarakat, pemerintah, relawan, karena di Bali ada sekaa truna jadi bisa dengan melibatkan mereka.
Baca: 8 Pengakuan Tersangka Pembunuhan di Bekasi: Sakit Hati Dibangunkan saat Tidur Pakai Kaki
"Dengan melibatkan keluarga dan memberikan perhatian, kemungkinan kambuh bisa dikurangi. Pelibatan sekaa truna, masyarakat dan volunteer, biayanya lebih murah tapi masyarakat terdidik. Siapapun bisa gila, kita pun bisa kalau tidak tanggap terhadap masalah," imbuhnya.
Semua penanganan ODGJ bisa dilakukan di rumah, RSJ merupakan tempat sementara kalau penderita benar-benar gawat sekali dan tidak bisa ditangani di rumah.
Di rumah pasien diberikan pengobatan, sehingga dengan obat bisa mengalami perubahan yang cepat.
Terkait kesembuhan, Suryani juga mengingatkan agar jangan berpikir sekali diobati pasien sembuh karena gangguan jiwa sama seperti flu, sehingga keluarga harus mempelajari gejala-gejala saat akan kambuh.
"Jika akan kambuh tanda-tandanya sukar tidur, mulai bengong, tidak mau makan. Kalau sudah ada tanda dini langsung diberikan obat atau kontrol," pungkasnya.
(Tribunnews.com / Bunga)