TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki, Recep tayyip Erdogan menuntut warga Arab Saudi untuk mengekstradisi tersangka dalam pembunuhan Jamal Khashoggi, Sabtu (1/12/2018).
Menurut KBBI daring, ekstradisi adalah penyerahan orang yang dianggap melakukan kriminalitas oleh suatu negara kepada negara lain yang diatur dalam perjanjian anatara negara yang bersangkutan.
Erdogan mengatakan, pihak Arab Saudi menolak saat dimintai jaksa Turki untuk mencari informasi tentang pembunuhan Khashoggi, termasuk keberadaan jasadnya.
Baca: Perkembangan Terbaru Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi, Wall Street Journal Klarifikasi Tudingan CIA
Baca: Menteri Luar Negeri Turki Sebut Jamal Khashoggi Dibunuh dalam Waktu Tujuh Menit
Baca: Dua Putri Jamal Khashoggi Tulis Sebuah pesan Haru untuk Sang Ayah
Pada pertemuan puncak KTT Group of 20 (G-20) di Buenos Aires, Erdogan mengambil langkah tegas pada Pangeran Arab Saudi, Mohammad bin Salman.
"Sangat penting bahwa orang-orang ini diadili di Turki untuk menghilangkan tanda tanya apa pun yang mungkin dimiliki komunitas internasional," kata Erdogan dilansir dari Aljazeera.com.
"Siapa pun yang telah memerintahkan dan mengimplementasikan kejahatan kejam ini harus segera ditemukan. Kecuali para pelakunya diketahui, seluruh dunia dan komunitas Islam tidak akan puas," lanjutnya.
Erdogan mengkritik, selama pertemuan puncak G-20, Mohammed bin Salman memberikan penjelasan yang luar biasa.
Mohammed bin Salman menyangkal adanya peran resmi dari Arab Saudi.
Erdogan mengatakan, hanya satu pemimpin G-20 yang membahas kematian Khashoggi dalam pertemuan itu, yaitu Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau.
Trudeau mengatakan, dia melakukan percakapan dengan Mohammad bin Salman saat makan malam pemimpin G-20 pada Jumat (30/11/2018) dilansir dari Middleeasteye.net.
Trudeau juga mengatakan kepada Mohammad bin Sakman, Kanada akan selalu membela hak asasi manusia.
Pada Jumat (30/11/2018), Mohammad bin Salman terlihat menyambut Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Mengutip Middleeasteye.com, Sabtu (1/12/2018), Presiden Vladimir Putin mengatakan, Rusia dan Arab Saudi telah sepakat untuk memperbarui perjanjian pada pemotongan produksi minyak, di tengah merosotnya harga minyak mentah di pasar global.
Tetapi ia tampaknya memiliki hubungan yang dingin dengan Erdogan ketika mereka berkumpul untuk foto bersama.
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)