Sosok Ali Kalora sebagai pimpinan kelompok teroris rupanya pernah diragukan oleh Tito Karnavian.
Tito Karnavian mengungkapkan, Ali Kalora tidak memiliki sosok kepemimpinan seperti Abu Wardah alias Santoso.
"Dia tidak memiliki kemampuan, kompetensi dan leadership seperti Basri dan Santoso," ujar Tito di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Tito mengatakan, dirinya telah memiliki informasi terkait sosok Ali Kalora sejak ia menjabat sebagai Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri.
"Saya mengenal betul jaringan itu dari tahun 2005 saya operasi di sana. Yang paling penting adalah Basri dan Santoso," kata Tito.
3. Sosok Ali Kalora
Disebut-sebut sebagai pengganti Santoso, sebenarnya siapakah Ali Kalora?
Dikutip Tribunnews.com dari gridhot.id, Ali Kalora alias Ali Ahmad merupakan pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Ali lahir di Kalora, Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah.
Nama 'Kalora' di namanya, diambil dari wilayah tempatnya dilahirkan, sehingga nama Ali Kalora seringkali digunakan di media massa.
Pada 18 Juli 2016, setelah kematian Santoso, Ali Kalora diduga menggantikan posisi Santoso sebagai pemimpin di kelompok MIT bersama dengan Basri.
Setelah Basri ditangkap Satgas Tinombala, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menetapkan Ali Kalora adalah target utama dari Operasi Tinombala.
Pada 11 Oktober 2016 lalu, petugas berhasil menangkap Istri Ali Kalora yang bernama Tini Susantika atau Umi Fadel.
Perempuan ini ditangkap Satgas Tinombala dalam keadaan hamil delapan bulan.