"Kami mengadukan pemberitaan salah satu harian yang di situ menggambarkan sesuatu yang tidak benar dan menyesatkan," ujar Usman Kansong.
TKn berharap dewan pers bisa bijak dalam menyikapi pemberitaan di media tersebut.
"Karena kami mendapat info bahwa pimpinan media tersebut katanya merasa kecolongan. Tapi ini sesuatu yang naif bagi kami. Masa pimpinan kecolongan? Berarti tidak mengontrol media yang bersangkutan," pungkasnya.
4. Pimred Indopos Buka Suara
Dengan ramainya pemberitaan tersebut, pimpinan redaksi (pimred) Indopos buka suara.
Pemimpin redaksi Indopos, Juni Armanto mengaku tidak mengira pemberitaan yang dimuat di medianya akan berbuntut panjang.
Mengutip dari Kompas.com, Juni Armanto mengatakan berita tersebut sebenarnya berupa bantahan atas hoaks yang beredar di media sosial.
Baca: Ramai Isu Maruf Diganti di Pilpres, Mahfud MD Bongkar Alasan Ahok Tak Mungkin Jadi Wapres Jokowi
"Intinya sebenarnya kami memperkirakan ini hanya berita bantahan saja yang viral di medsos," ujar Juni kepada wartawan, Jumat (15/2/2019).
Juni juga mengatakan pihaknya mau tidak mau menghadapi pengaduan TKN Jokowi-Ma'ruf ke Dewan Pers.
Indopos siap untuk menjelaskan duduk permasalahannya kepada Dewan Pers.
"Indopos ingin memberitakan Pilpres ini dalam kondisi netral, tidak berpihak kubu TKN dan BPN. Kalau ada case masalah ini, ini karena dinamika. Tetapi kalau sudah dilaporkan ke Dewan Pers ya sudah kita jelaskan seperti apa," ujar Juni.
(Tribunnews.com/ Umar Agus W)