News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Mutilasi di Blitar

Update Kasus Mayat Dalam Koper, Alasan Polisi Belum Tangkap Pelaku hingga Keberadaan Ponsel Korban

Penulis: Daryono
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Update Kasus Mayat Dalam Koper, Alasan Polisi Belum Tangkap Pelaku hingga Keberadaan Ponsel Korban

TRIBUNNEWS.COM - Hingga hari ini, Senin (8/4/2019), Polda Jawa Timur masih terus memburu terduga pelaku pembunuhan Budi Hartanto, guru honorer di Kediri. 

Budi ditemukan dalam kondisi tanpa kepala dan jasadnya dimasukkan dalam koper di Blitar. 

Meski belum berhasil meringkus pelaku, polisi mengaku sudah mengantongi identitas pelaku. 

Baca: Fakta Terbaru Mayat dalam Koper tanpa Kepala - Kepala Belum Ditemukan, Polisi Kantongi 2 Nama Pelaku

Berikut Tribunnews.com merangkum berita terkini dari kasus temuan mayat dalam koper ini: 

1. Pelaku Diduga Orang Dekat Korban dan Satu Komunitas

Dikutip dari TribunMedan, Budi Hartanto (28), guru honorer asal Kediri diduga dibunuh dan dimutilasi karena motif asmara.

Polisi saat ini mengarahkan penyelidikan motif asmara di balik pembunuhan guru honorer Kediri yang mayatnya dimasukkan koper itu ke orang-orang terkait.

Kabid Humas Polda Jatim Frans Barung Mangera saat menjelaskan fakta penyelidikan terbaru soal mayat tanpa kepala dalam koper di Blitar, Sabtu (6/4/2019). TRIBUNJATIM.COM/LUHUR PAMBUDI (Tribunjatim.com/Luhur Pambudi)

Polisi menyebut, pelaku pembunuhan adalah orang dekat korban.

"Nama sudah dikantongi, pelaku adalah dari kelompok orang dekat atau komunitas korban," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera kepada wartawan, Minggu (7/4/2019).

2. Alasan Polisi Belum Berhasil Ringkus Pelaku

Polisi beralasan belum berhasil menangkap pelaku lantaran pelaku berpindah-pindah tempat. 

Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera mengatakan pelaku berpindah-pindah karena gencarnya pemberitaan media atas kasus ini. 

"Yang diburu ini adalah benda dinamis, bukan benda statis sehingga bisa kapan saja berpindah-pindah tempat," jelasnya.

3. Pelaku Diduga Kuasai Ponsel Korban

Ponsel milik Budi Hartanto (29), guru honorer Kota Kediri yang tubuhnya dimutilasi, ternyata aktif hingga Rabu (3/4/2019) pukul 04.00 wib.

Padahal, empat jam kemudian, sekitar pukul 08.00 wib, potongan tubuh Budi Hartanto ditemukan dalam koper di bawah Jembatan Karanggondang, Udanawu, Kabupaten Blitar.

Hal tersebut diungkapkan, Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera.

"Iya di lokasi itu ponsel korban diketahui mati untuk pertama kali," katanya, Sabtu (6/4/2019).

Baca: Pelaku Pembunuhan Mayat di Dalam Koper Mulai Terkuak, Ini Ciri-ciri Pelaku

Berdasarkan penyidikan, di jam terakhir ponsel korban aktif, ponsel tersebut teridentifikasi berada di Kawasan Kediri.

"Ponsel korban menyala terakhir, di suatu tempat di jam 04.00 dini hari di wilayah Kediri," katanya.

Barung menduga, saat itu ponsel korban sedang dikuasai oleh pelaku.

"Karena HPnya (korban) masih dikuasai oleh seseorang," tandasnya.

4. Curhat Ibu Korban

Ibu dari korban mutilasi, Hamidah, mengaku pasrah dan berharap kasusnya segera terungkap.

"Kami hanya pasrah kepada aparat kepolisian dan Gusti Allah. Semoga kasusnya segera terungkap," ungkap Ny Hamidah di rumah duka, Sabtu (6/4/2019).

Ia juga berharap pelaku pembunuhan dari anaknya tersebut bisa segera tertangkap.

"Maafkan kesalahan anak saya, semoga pelakunya segera ditemukan," ujarnya. 

Budi Hartanto, guru honorer asal Kediri, Jawa Timur yang tewas dan dibunuh lalu dimutilasi. tubuhnya dimasukan ke dalam koper dan dibuang ke pinggir sungai (Instagram)

Hamidah menceritakan malam saat sang anak pergi, Budi Hartanto juga berpamitan terlebih dahulu kepadanya.

Hamidah menyebut Budi saat itu pamit pergi ke ruko.

Jika pulang terlambat, Budi Hartanto biasanya akan memberikan kabar kepada keluarga.

Sejak musibah yang menimpa putrany, Hamidah mengaku berupaya menutup dari informasi dengan tidak melihat TV ataupun mendengarkan radio.

"Saya pasrah kepada petugas dan Gusti Allah," ungkapnya

(Tribunnews.com/Daryono)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini