News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Inspirasi

Kunto Hartono, Pencetak Rekor Guinness Penabuh Drum Terlama Dunia

Penulis: Willem Jonata
Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kunto Hartono, pemecah rekor Guinness untuk Penabuh Drum Terlama Dunia

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kunto Hartono adalah drummer Indonesia satu-satunya yang berhasil mendapatkan pengakuan rekor dunia berupa sertifikat dari Guinness World of  Records, The Longest Marathon Drumming, dengan catatan waktu 122 jam 25 menit.

Ia mendapat sertifikat itu, pada 10 Mei 2013. Jeda waktu yang relatif lama sejak berhasil memecahkan rekor dunia, 1 Januari 2012, di Malang, Jawa Timur, dengan mematahkan rekor milik Rush Prager yang mampu menabuh drum selama 120 jam di Sacramento, Amerika Serikat, pada 14 Maret 2009.

Ia berhasil melakukannya setelah tidak tidur selama enam hari, lima malam. Ia terus menggebuk drumnya dengan sekuat tenaga tanpa henti. Makan dan minum sampai menyikat giginya dilakukannya sambil menabuh drum. Untuk itu, ia dibantu oleh istrinya.

Kunto hanya beristirahat dan menjalani pemeriksaan medis, selama 15 menit setiap delapan jam sekali. Hal itu merupakan satu persyaratan wajib dari Guinness World Record untuk kontestan yang ingin pecahkan rekor dunia The Longest Drumming Marathon. Biasanya waktu istirahat itu juga dimanfaatkannya untuk buang air.

Semangatnya memecahkan rekor sangat luar biasa. Apalagi dengan dukungan 220 ribu penonton yang memadati Balai Kota Malang. Ia mempertaruhkan nyawanya. Orang normal mampu tidak tidur selama 24 jam. Yang abnormal bisa melek tiga hari. Ia melampauinya dengan tidak tidur enam hari, lima malam.

"Saya senang sekali karena bis membuat keluarga saya bangga," ucapnya kemarin saat jumpa pers di Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Namun, Kunto agak kecewa karena harus menunggu selama 1,5 tahun untuk mendapatkan sertifikat pengakuan dari Guinness World Record. Sebab, ia mengurus sendiri. Mulai dari mengirim hasil rekaman pemecahan rekor sampai meminta bantuan kepada KBRI di London untuk memberi pengawalan hingga kaset itu sampai.

"Aku yang mengurusnya sendiri. Jadi, prosesnya cukup panjang. (Sertifikat) baru sampai ke rumah Mei lalu," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini