News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Profil Lengkap Ajip Rosidi, Sastrawan Indonesia yang Tutup Usia setelah Jalani Perawatan Intensif

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sastrawan Indonesia Ajip Rosidi membacakan puisi saat peresmian Perpustakaan Ajip Rosidi di Jalan Garut, Kota Bandung, Sabtu (18/8/2015).

Selain itu, kumpulan cerpennya yang berjudul Sebuah Rumah buat Hari Tua juga mendapat penghargaan serupa untuk puisi-puisi tahun 1957/1958.

Karya-karya Ajip Rosidi lainnya yang berupa kumpulan puisi di antaranya yaitu Ketemu di Djalan (1956), Tjari Muatan (1959), Sajak-Sajak Anak Matahari (1979), dan masih banyak lagi.

Pendidikan dan Aktivitas 

Ajip Rosidi mengawali pendidikan dasarnya di Jatiwangi, kemudian melanjutkan pendidikannya ke SMP di Majalengka, Bandung, dan Jakarta.

Ia menempuh pendidikan SMA di Jakarta, tetapi tidak berijazah.

Walaupun tidak berpendidikan tinggi, Ajip sangat aktif dalam dunia sastra.

Sejak berusia 15 tahun, ia sudah menjadi pengasuh majalah Soeloeh Peladjar.

Kemudian, di usia 17 tahun, Ajip menjadi redaktur majalah Prosa.

Pada tahun 1964 hingga 1970, Ajip menjabat redaktur penerbit Tjupumanik.

Ajip juga sempat menjadi redaktur Budaya Jaya di tahun 1968 hingga 1979.

Nani Wijaya dan suami, Ajip Rosidi, usai akad nikah, Minggu (16/4/2017). (NOVA)

Sementara, di tahun 1966 hingga 1975, ia menjabat Ketua Paguyuban Pengarang Sastra Sunda dan memimpin penelitian pantun dan folklor Sunda.

Ajip juga pernah menjadi dosen di Universitas Padjadjaran di tahun 1967.

Di tahun 1965 hingga 1968, ia menjabat sebagai Direktur Penerbit Duta Rakyat.

Ajip Rosidi adalah orang yang tidak sepi dengan pekerjaan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini