Dari kegemarannya menggambar itu pula, dia menemukanpassion-nya di dunia desain.
Untuk mengejar cita-citanya, Barli memulai dengan modal hanya Rp2 juta hingga Rp3 juta untuk bekerja sama dengan sebuah butik milik teman sekolahnya.
Dia juga menyewa rumah petakan untuk mengawali kariernya dalam membuat label busananya sendiri.
“Saya pernah juga jadi pesuruh. Saya tidak punya mobil, tidak punya kacamata banyak, tidak punya baju, tidak punya parfum, makan cuma di warteg. Namun, saya dekati orang-orang yang bisa menunjang karier saya, seperti tukang jahit dan tukang pola. Dari sanalah saya belajar tentang cara membuat baju. Itu jejak langkah awal saya."
Pada 2000, akhirnya mimpi Barli untuk mendirikan label kesampaian.
Dia mulai dikenal dengan ciri khas karyanya yang kaya detail manik-manik, mutiara, permata, rumbai, dan bulu serta permainan teknik simpul makrame, sulam, dan bordir.
Terobosannya di jagat fashion nasional ditembus pada 2008 saat dia ditantang menjadi salah satu pengisi sesi peragaan busana Dewi Fashion Knights di Jakarta Fashion Week (JFW), bersanding dengan nama-nama besar. Salah satunya adalah Sebastian Gunawan.
“Waktu tim Dewi rapat redaksi, mereka bertanya-tanya, siapa Barli. Tidak ada yang mengenal saya. Namun, di ajang itu saya mempertaruhkan karier dan nama saya. Saya terdeterminasi untuk membuktikan kemampuan saya melalui karya,” tegasnya.
Sejak debutnya di lintasan runway JFW 2008 itu, nama Barli kian melejit.
Berbagai undangan dan tawaran show tunggal berdatangan.
Beraneka penghargaan bergengsi di dunia fesyen nasional dan internasional pun terus menghujaninya.
Baca: BREAKING NEWS: Kabar Duka, Desainer Barli Asmara Meninggal Dunia
Namun, lagi-lagi, langkahnya terhenti ketika pada 2010 Barli didiagnosis dengan penyakit kronis yang enggan dia jabarkan lebih jauh.
Absen selama dua tahun karena sakit parah, Barli tidak ingin langkahnya terhenti begitu saja karena deritanya.
“Saya terinspirasi oleh desainer Karl Lagerfeld. Meski usianya sudah 83 tahun, dia masih punya banyak ide dan mampu menjadi konseptor kreatif untuk rumah mode seperti Chanel atau Fendi. Kebayang enggak sih? Dia berprinsip sebelum diberhentikan, jangan pernah putus dan menghentikan sebuah cerita,” ucap Barli.
(Tribunnews.com/Daryono/Bayu Indra Permana) (Kompas.com)