"Penambahan kasus di Jawa Bali terlihat melambat, namun terjadi peningkatan kontribusi di luar Jawa-Bali," kata Luhut.
Adapun dalam tujuh hari, Luhut menyebut, Provinsi Banten, Jawa Barat, dan Bali menjadi tiga provinsi yang tren kasusnya lebih tinggi dari puncak Delta.
Selanjutnya, untuk tren kasus di DKI Jakarta mulai terlihat melewati puncaknya.
Baca juga: Satgas Sebut Laju Penularan Covid-19 Jakpus Tertinggi di Jabodetabek, Wagub DKI Angkat Bicara
"Berita postifnya, tren kasus di DKI Jakarta menunjukkan tanda-tanda mulai melewati puncaknya, baik kasus harian, kasus aktif, maupun rawat inap mulai menunjukkan menurun," jelas Luhut.
Namun, peningkatan kasus Covid-19 terjadi di DIY, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Meski begitu, masih di bawah puncak Delta.
Luhut Sebut Omicron di Indonesia Belum Lebihi Kasus Delta 2021
Luhut menyampaikan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia belum melampaui Delta pada 2021.
Menurutnya, jika melihat kasus di negara lain, biasanya puncak Omicron tiga kali dari varian Delta.
Meski demikian, Luhut menyebut, pemerintah akan terus waspada.
"Sejak 44 hari dari 1 Januari 2022, puncak Omicron sampai saat ini belum melebih puncak Delta di tahun lalu."
"Padahal jika merujuk ke negara lain, biasanya pucak omicron 3-4 kali dari varian Delta," kata Luhut dalam Keterangan Pers Menteri terkait Hasil Ratas PPKM secara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (14/2/2022).
Lebih lanjut, Luhut mengatakan, saat ini tingkat rawat inap rumah sakit dan tingkat kematian jauh lebih rendah dari varian Delta.
Namun, Luhut mengingatkan, agar masyarakat tetap berhati-hati terhadap Omicron.