Yayang sebagai ibunda dari Ayu merasa sedih ketika putrinya sedang dalam niat memperbaiki diri tapi justru dibully.
"Mungkin masa lalu anak say gimana. cuma kalo kita mau memperbaiki diri, apasih salahnya, kenapa anak saya harus dibuli, anak ssaya lagi memperbaiki diri," terang Yayang.
Belum Bisa Dijenguk, Ayu Aulia Masih Sulit Berkomunikasi, Sikap Zikri Daulay Terungkap
Adhe yang ditemui di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu (23/2/2022) mengatakan, Ayu juga masih belum bisa berkomunikasi dengan baik.
Oleh karena itu, kata Adhe, Ayu masih belum bisa dijenguk oleh teman-teman. Hanya boleh dijenguk oleh keluarga.
“Belum bisa dijenguk oleh teman-teman, makanya kami sebagai pihak keluarga juga masih sangat sedih,” kata Adhe.
Adhe juga menyebut sikap Zikri Daulay. Kabarnya, kakak Syakir Daulay ini sangat khawatir dengan keadaan yang saat ini menimpa Ayu Aulia.
Zakir Daulay bahkan terus menghubungi keluarga Ayu karena hingga kini belum bisa membesuk Ayu yang sedang dirawar.
Keluarga Ayu pun mmerasa bahwa perhatian dari Zikri Daulay sangat terlihat dan bagus untuk psikologia Ayu.
"Dari semalem Zikri belom jenguk, mau jenguk dibatasi untuk masuk. Zikri sampai detik ini selalu nanyain kondisi Ayu Aulia, gitu," kata Ade di kawasan Setiabudi Jakarta Selatan, Rabu (23/2/2022).
"Perhatian beliau sangatlah cukup, supportnya sangat baik," tuturnya.
Sekedar informasi, Ayu dan Zikri Daulay memang sedang dikabarkan dekat dan memiliki hubungan khusus.
Bahkan keduanya sempat berlibur bersama ke Amerika dan Turki beberapa waktu lalu. Akan tetapi banyan warganet yang tak setuju dengan kedekatan mereka dan membully Ayu Aulia di sosial media.
Saran Psikolog Pertolongan Pertama Saat Keinginann Bunuh Diri Datang, Bisa Dilakukan Diri Sendiri dan Orang Lain
Banyak kasus depresi yang berakhir fatal.
Setelah kasus model Novi Amelia, teranyar model Ayu Aulia mendadak menjadi sorotan.
Psikolog Gadjah Mada Medical Center Nopi Rosyida menyampaikan, depresi merupakan salah satu penyebab bunuh diri.
Meski demikian, bunuh diri dapat dicegah.
Pertolongan pertama pada bunuh diri dapat dimulai dengan diri sendiri.
Pertama, membantu diri sendiri dengan menyadari apa yang sedang terjadi dengan memikirkan pemicu, sensasi fisik dan emosi yang dirasakan dibenak kita.
Kedua, mengalihkan pikiran saat muncul pikiran untuk bunuh diri. Hal ini bisa dilakukan dengan membuat daftar aktifitas untuk mengalihkan ide melukai diri sendiri. Serta dengan menulis jurnal dan mencari bantuan.
Baca juga: Makanan Bisa Picu Depresi, Cara Masak Terlalu Matang Pengaruhi Hormon yang Membuat Gembira
Baca juga: Jerinx Sebut Kondisi Sang Istri Nora Alexandra Mulai Stabil Usai Alami Depresi
Nopi menegaskan, setiap orang bisa menjadi penolong pertama dan jangan remehkan kemampuan Anda untuk menolong OKBD (Orang dengan Kecenderungan Bunuh Diri) dan mencegahnya bunuh diri.
Prinsip dasar pertolongan pertama pada orang lain adalah look, listen, dan link.
Amati yang dibutuhkan. Kemudian berikan bantuan secukupnya, tidak terlalu banyak, juga tidak terlalu sedikit.
Lalu listen atau dengarkan, tidak perlu memaksa mereka untuk bercerita.
Ingat, jangan memaksakan bantuan karena mengambil jarak juga merupakan bagain pertolongan pertama.
Serta link apabila situasinya memungkinkan ajak yang bersangkutan untuk menemui professional atau psikolog.
Psikolog Nurul Kusuma menambahkan, bunuh diri dapat dicegah dengan menilai kemungkinan risiko bunuh diri, mendengarkan tanpa menghakimi, memberikan penghiburan (reassurance) dan informasi, dorong untuk mencari bantuan profesional, mendorong untuk melakukan self-help dan melakukan strategi dukungan lain.
Indikasi 2 Minggu Pertama Orang yang Mengalami Depresi
Novi memaparkan, dalam depresi ada yang disebut Major Depressive Disorder (terdapat sembilan simtom).
Dalam hal ini setidaknya ada lima simtom yang dialami dalam dua minggu yang sama.
Pertama, perasaan tertekan pada sebagian besar waktu, hampir setiap hari, ditunjukkan oleh laporan pribadi misalnya merasa sedih, kosong, dan putus asa.
Kedua, berkurangnya minat atau kesenangan secara nyata pada semua atau sejumlah besar aktivitas.
Ketiga, penurunan/peningkatan berat badan yang signifikan ketika tidak melakukan diet/program penambahan berat badan.
Keempat, insomnia atau hypersomnia hampir setiap hari.
Kelima, agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari.
Simtom selanjutnya adalah merasa tidak berharga atau memiliki rasa bersalah berlebihan, berkurangnya kemampuan berpikir/berkonsentrasi, serta pikiran tentang kematian yang berulang (bukan ketakutan akan kematian), ide bunuh diri yang berulang baik tanpa rencana atau dengan rencana yang jelas dalam bunuh diri.
“Ini kita sampaikan kepada teman-teman bukan untuk self-diagnose tetapi memberikan gambaran secara umum seperti apa depresi itu. Jika memang merasa demikian ini harus dikonfirmasi, datang ke psikolog atau ke psikiater langsung karena bisa jadi ada beberapa simtom yang mirip tetapi bisa jadi bukan depresi namun gangguan lain. Lalu, Penyebabnya banyak, namun salah satunya depresi.” papar Nopi.
(Tribunnews.com/Bayu Indra Permana/Rina Ayu) (Kompas.com/Cynthia Lova)