TRIBUNNEWS.COM - Sam Thorpe, warga Amerika keturunan Yahudi, miris melihat kondisi di Gaza.
Israel terus memborbardir Gaza dari udara hingga mengakitbatkan jatuhnya korban jiwa dari kalangan sipil.
Tercatat lebih dari 3400 orang tewas. Sepertiganya anak-anak.
Yang masih hidup dalam kondisi tertekan dan menderita. Mereka kesulitan mendapat makanan dan air. Pasokan listrik terputus.
Bantuan sempat tidak bisa masuk karena pengepungan. Meski baru-baru ini akhirnya Israel membuka jalur masuk bantuan lewat Mesir.
Baca juga: Rusia Kirim 27 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza, AS: Awas Saja Kalau Ada yang Jatuh ke Tangan Hamas
Oleh karenanya, Sam bersama aktivis lainnya yang tergabung dalam Jewish Voice for Peace berunjuk rasa di Gedung Kongres AS, menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Upaya tersebut ia lakukan karena tanggung jawab yang diwariskan oleh kakek neneknya setelah selamat dari Holocaust oleh rezim NAZI di bawah pimpinan Hitler pada 1933-1945.
Ia menyebut kakek neneknya pascaselamat dari pembantaian itu jadi aktivis membela orang-orang yang tak memiliki kewarganegaraan dan tertindas di seluruh dunia.
“Saya meneruskan warisan mereka (kakek nenek) sebagai orang Yahudi,” kata Sam Thorpe seperti dikutip dari Aljazeera.
Diakuinya saat ini tak ada cara lebih baik selain unjuk rasa menyerukan gencatan senjata dan perdamaian di Gaza.
Serangan dan pengepungan Israel di Gaza telah dikritik sebagai bentuk hukuman kolektif dan memicu kemarahan yang meluas di Timur Tengah dan sekitarnya.
“Sangat penting bagi orang-orang Yahudi dan semua orang di AS untuk bangkit dengan segala yang kita miliki,” kata Jay Saper, aktivis Jewish Voice for Peace lainnya.
Para aktivis Jewish Voice for Peace menggelar unjuk rasa di Gedung Kongres AS belum lama ini. Sebagian mereka mengenakan kaus bertuliskan “Bukan atas nama kami”.
Kaus bertuliskan kalimat tersebut menujukkan bahwa serangan yang dilancarkan Israel di Gaza, sama sekali tidak mewakili semua orang Yahudi.
Aksi mereka menghentikan kegiatan parlemen hingga akhirnya terpaksa dibubarkan pihak berwajib.
Jewish Voice for Peace mengklaim 500 pengunjuk rasa ditangkap.
Sekadar info, unjuk rasa tersebut dilakukan karena AS selama ini adalah sekutu global Israel yang paling setia.
AS memberikan bantuan militer miliaran dolar per tahun dan dukungan diplomatik yang kuat.