Dan terdengar semakin menggelegar dalam nomor kritikal bertajuk 'Pengkhianat'. Apalagi ada lead guitar dari Sang Legendaris, Eet Sjahrani, yang menyayat.
Jibonez, sebagai pengganti Tommy, mencoba mengulik kembali isian gitar dari Tommy, yang telah meletakkan dasar komposisi musik L7.
Hasilnya, Jobinez, berhasil membuat warna baru; "Rock to Metal", untuk Lawang Pitu.
Keunggulan keempat, adalah "aransemen", yang dikemas dengan pola yang terdengar berbeda
Dengarkan saja komposisi lagu 'Semangat Juang Pertiwi', yang kelak bisa menjadi Anthem Song atau lagu tema bagi Lawang Pitu. Mood lagu yang riang, dengan lirik nan lugas. Menyelipkan kegelisahan dengan narasi ; "NKRI, Harga Mati!"
Keunggulan kelima; "Bassist & Drummer". Keduanya adalah penjaga pola rhytme dalam semua komposisi lagu Lawang Pitu. ACC dan Arief, bersama membangun groove ditengah hingar bingar suar distorsi, seperti dalam lagu 'Dagelan' dan 'Pengkhianat'.
Keunggulan keenam, adalah "aransemen", yang dikemas dalam konsep musikal yang terdengar berbeda, jika dibandingkan dengan karya-karya band rock dan metal lainnya di Tanah Air.
Semua notasi lagu dan lirik, diciptakan bersama, antara personel; Tommy, Sadtriyo, Arif dan Asisi. Kecuali lagu 'Takdir' liriknya ditulis Trison dan lagu 'Ditikam Badai' liriknya ditulis Sadtriyo. Dan lirik dan lagu 'Semangat Juang Pertiwi', ciptaan Trison, ACC, Jibonez, Sadtriyo dan Arief.
Melengkapi keseluruhan rekaman album Anugerah Harmoni yang berlangsung di Private Atudio Lawang Pitu, ACC Records (ACC Studio Galaxy), mesti diakui, 10 track lagu semuanya terdengar proporsional, sebagai sebuah karya musik "rock to metal" karena audio yang mendukung, dari hasil mixing-mastering oleh Bayu Randu, kecuali lagu 'Semangat Juang Pertiwi', dimixing dan mastering oleh Stephanus Santoso.