Tak heran jika kemudian Fabio Quartararo mengacuhkan tawaran dari Aprilia.
Aprilia diduga hanya bisa memberikan tawaran gaji sebesar 4 juta euro per tahun. Itu sekitar 68,9 miliar rupiah.
Tawaran Aprilia jelas terbanting dengan tawaran dari Yamaha yang berani memberikan gaji besar kepada Quaratararo. Bahkan rider kelahiran Nice, Prancis ini disebut sebagai pembalap dengan bayaran tertinggi di MotoGP 2024.
Bahkan jika Bagnaia juara dunia MotoGP 2024, gaji Quartararo masih menang telak.
Pecco Bagnaia diketahui akan naik gaji menjadi 10 juta Euro (Rp172 miliar) jika mampu mengakhiri musim ini sebagai pemuncak klasemen.
Dari segi finansial atau bujet, Aprilia memang masih kalah dari Yamaha selaku raksasa MotoGP dan di dunia otomotif.
Dukungan finansial ini juga tidak melulu soal gaji pembalap. Dengannya, Yamaha punya bekal lebih besar untuk mengembangkan motor mereka.
Namun jika dibandingkan dengan Ducati, Aprilia sepintas lebih royal kepada pembalapnya.
Hal ini dikarenakan Maverick Vinales dan Aleix Espargaro yang merupakan rider Aprilia, memiliki gaji yang lebih baik ketimbang ketiga pembalap di bawah naungan pabrikan Ducati. Pengecualian bagi Bagnaia.
Vinales misalnya, pembalap berjuluk Top Gun ini mempunyai upah per musim 4 juta Euro atau sekitar Rp69 miliar.
Nominal ini jauh lebih banyak ketimbang Martin, Morbidelli dan Bastianini.
Padahal jika dibandingkan, Ducati jauh lebih berprestasi ketimbang Aprilia yang notabene-nya belum sesolid pabrikan senegaranya itu.
Perbandingan Gaji Pembalap 3 Tim Pabrikan di MotoGP 2024
Ducati
Tertinggi: 7 Juta Euro (Pecco Bagnaia)
Terendah: Kurang dari 2 Juta Euro (Jorge Martin, Franco Morbidelli, Enea Bastianini)
Yamaha
Tertinggi:12 Juta Euro (Fabio Quartararo)
Terendah: 3 Juta Euro (Alex Rins)
Aprilia
Tertinggi: 4 Juta Euro (Maverick Vinales)
Terendah: Kurang dari 3 Juta Euro (Aleix Espargaro).
(Tribunnews.com/Giri)