TRIBUNNEWS.COM- Perang antar-gelandang diyakini akan jadi salah satu penentu hasil akhir duel Manchester City kontra Inter Milan.
Duel final Liga Champions antara Manchester City kontra Inter Milan digelar di Stadion Ataturk Olympic, Istanbul, Minggu (11/6) dini hari mendatang.
Manchester City, semua tahu, punya para gelandang hebat yang piawai dalam menyerang, juga bertahan seperti Kevin De Bruyne, IIkay Gundogan, dan John Stones yang dari semula seorang bek, kini didorong jadi gelandang bertahan yang mumpuni.
Sementara, Inter Milan juga didukung para gelandang berpengalaman seperti Henrikh Mkhitaryan, Nicolo Barrela, dan Hakan Calhanoglu.
Tentu saja, tak boleh dilupakan pula sang jenderal lapangan, Marcelo Brozovic.
Duel head to head menarik khususnya akan tersaji antara dua maestro, De Bruyne dari City yang memasang formasi 3-4-2-1 kontra Brozovic dari Inter yang memasang pakem formasi 3-5-2.
Keduanya bakal sering berduel dalam perebutan bola karena berada dalam posisi yang hampir sama. Keduanya jadi motor serangan, juga penjaga keseimbangan tim.
De Bruyne adalah pemasok bola untuk bomber City, Erling Haaland yang musim ini sudah mencetak 52 gol.
"Putuskan koneksi de Bruyne ke Haaland, maka City akan kesulitan cetak gol," cetus bek Manchester United, Raphael Varane jelang final Piala FA lalu, memaparkan tips menghentikan duet maut ini.
Kenyataannya tak semudah itu. Bruyne masih tetap merajalela, dan mengalihkan umpan-umpannya ke Ilkay Gundogan yang mencetak brace dalam kemenangan City 2-1, dengan kedua assist lahir dari De Bruyne.
Produktivitas gelandang asal Belgia berusia 31 tahun ini terlihat dari statistik berikut: di Liga Primer, dia terlibat dalam 23 gol, meliputi tujuh gol, dan 16 assists.
Sedang di Liga Champions dirinya terlibat delapan gol, dengan dua gol, dan enam assists.
Itu statistik yang tercatat. Di luar itu, De Bruyne juga adalah seorang visioner.
Saat berlama-lama dengan bola, dia bisa tiba-tiba mengejutkan dengan umpan jauhnya yang jadi pembuka serangan.