Di sisi lain pertahanan Korea Selatan juga tak bisa mengimbangi tingkat offensifnya Yordania yang mengandalkan serangan cepat dan juga holding bola yang baik.
Alhasil, situasi yang menimpa Korea Selatan ini berujung pada banyaknya kritikan yang tertuju pada Jurgen Klinsmann.
Juru taktik 59 tahun ini dinilai kurang memiliki strategi dan terlalu mengandalkan kemampuan individu pemainnya, termasuk dalam pemilihan pemain.
Setelah Piala Asia 2023, Korea Selatan akan menatap laga kualifikasi Piala Dunia 2026.
Son Heung-min saat ditanya tentang kiprahnya bersama Jurgen Klinsmann apakah akan sukses di kompetisi berikutnya, Kapten Timnas Korea Selatan itu menjawab dengan gamang.
Baca juga: Beda Ekspresi Son Heung-min dengan Jurgen Klinsmann setelah Korea Selatan Kalah dari Yordania
Son tidak tahu apakah penampilannya untuk Korea Selatan di masa depan masih akan berjalan dengan baik lantaran usia emasnya telah lewat.
Ia bahkan juga sanksi pelatihnya saat ini, Jurgen Klinsmann bisa tetap memercayainya untuk terus bermain.
“Sebelum itu, saya harus memikirkan apakah saya bisa terus bermain untuk tim nasional di masa depan. Pelatih mungkin tidak memikirkanku lagi. Masa depan tidak diketahui," kata Son, dikutip dari Sportsseoul.
Son juga turut menanggapi atas banyaknya kritik yang ditujukan kepada pelatihnya saat ini. Ia menyangkan atas banyaknya kritik yang ada.
"Pelatih tahu bahwa banyak orang mengkritiknya. Tentu saja kami membawa mereka ke sini untuk menjuarai Piala Asia, namun sayang sekali pelatih ditegur karena frustasi dan kalah di semifinal," kata dia.
"Dia pasti merasakan tekanan karena orang-orang memiliki sikap negatif terhadap pelatih bahkan sebelum turnamen dimulai."
"Tapi dia mengatasi situasi sulit dengan baik. Saya terkesan dengan cara dia tidak menunjukkan tanda-tanda kepedulian terhadap para pemainnya dan tidak pernah menyerah sampai akhir."
“Saya pikir ini akan menjadi peluang untuk menjadi lebih kuat,” katanya.
(Tribunnews.com/Tio)