Peretas, yang memberikan tangkapan layar sistem internal Uber untuk menunjukkan akses yang diperoleh, mengatakan dia berusia 18 tahun dan telah mengembangkan keterampilan keamanan sibernya selama beberapa tahun.
Dia mengatakan telah membobol sistem keamanan Uber, karena perusahaan memiliki sistem yang lemah. Dalam pesan Slack yang mengumumkan pelanggaran tersebut, peretas mengatakan pengemudi Uber harus menerima bayaran yang lebih tinggi.
Dalam email internal yang dikirim seorang eksekutif Uber kepada karyawan mereka, mengatakan peretasan tersebut sedang diselidiki.
Baca juga: Siber Bareskrim Polri Turun Tangan Usut Peretasan Data Pemerintah oleh Hacker Bjorka
“Saat ini kami tidak memiliki perkiraan kapan akses penuh ke alat akan dipulihkan, jadi terima kasih telah mendukung kami,” tulis kepala petugas keamanan informasi Uber, Latha Maripuri.
Ini bukan kali pertama seorang peretas mencuri data dari Uber. Pada tahun 2016 silam, peretas mencuri informasi dari 57 juta akun pengemudi dan pengendara.
Peretas kemudian meminta dana sebesar 100 ribu dolar AS kepada Uber, untuk menghapus data yang diperolehnya. Uber dilaporkan telah melakukan pembayaran tersebut namun merahasiakannya selama lebih dari setahun.