Menurut Dahlan, Pemerintah harus membuat regulasi agar pemanfaatan AI dapat dirasakan manfaatnya oleh publik.
"Kalau puncak daripada internet adalah Google, Facebook, dan Tiktok. AI sedang memulai dan ini big player-nya adalah Microsoft. Mari kita atur dari sekarang sebelum dia terlalu kuat untuk kita atur seperti Google dan Facebook hari ini," ujar Dahlan.
Dahlan menyoroti pemanfaatan data yang dilakukan oleh AI dan platform lainnya.
Data tersebut, kata Dahlan, adalah milik masyarakat Indonesia, namun tidak bisa diakses karena dikuasai oleh perusahaan teknologi.
Sehingga, Dahlan menilai pemanfaatan data yang terdapat dalam AI harus mampu diatur oleh Pemerintah.
"Ada banyak hal yang mesti diatur kayak bagaimana datanya. Sekarang data kita itu semua disimpan di luar. Amazon, tencent, Alibaba, Huawei semua infrastrukturnya Bukan punya kita. Jadi kita punya datanya tapi tidak punya akses ya," ungkap Dahlan.
"So itu mahal data itu. Jadi bagaimana Pemerintah menemukan bentuk intervensi yang pas di era AI," pungkasnya.