Menjelang pukul 07.00 Wita, akhirnya kami sampai juga di puncak. Saat itu cuaca terbilang cukup bersahabat, meskipun sehari sebelumnya sempat hujan lebat.
Perlahan warna merah muncul di langit timur Batur, membentang panjang, tampak hingga menyentuh bayang Gunung Agung.
Dari kejauhan, para pendaki tampak begitu kecil, seperti barisan semut.
Cantiknya sunrise Gunung Baturlah yang dikejar-kejar para pendaki. Belum lagi beningnya Danau Batur yang bahkan bisa menjadi cermin bagi awan.
Juga indahnya pepohonan dan warna rumputan yang selain hijau juga kuning keemasan. Di beberapa titik di sekitar gunung, dapat dilihat uap panas mengepul tinggi.
Dapat dipahami kemudian, mengapa banyak wisatawan mancanegara jauh-jauh datang untuk mendaki danau Batur.
Mereka juga tidak henti-hentinya menjepretkan kamera, mengabadikan momen berharga berlatar pemandangan yang begitu indah.
Berulang terdengar orang-orang berdecak kagum, terpesona dengan kecantikan Batur.
Ada pula yang berkata, “bermain dengan alam itu tidak pernah membosankan. Berapa kalipun mendaki Gunung Batur, saya tidak akan pernah bosan.”