Seorang pengunjung, Fahrozi dari Solo, Jawa Tengah mengaku senang bisa ke lokasi rumah adat Banjar ini.
Sebagai orang Jawa, dia jadi lebih mengetahui seperti apa rumah adat Banjar, khususnya yang bertipe Bubungan Tinggi.
Pengunjung lainnya, Ning Maslihah juga dari Solo, tampak terpesona dengan perabotan bernama tantaran di dekat tempat tidur tadi.
"Jadi tahu saja itu apa, ternyata buat tempat menggantungkan baju bagi pengantin barunya orang Banjar ya," katanya.
Budiman dari Martapura, baru kali pertama ke rumah adat ini.
Walau rumahnya dekat dengan lokasi ini, dia mengaku baru mengetahui secara detil interior rumah adat Banjar ini saat berkunjung kemari.
"Kalau rumah Bubungan Tinggi saya sudah tahu dari dulu, tetapi untuk detil ruangannya seperti apa, bentuk dapurnya, ruang tamunya, ranjang pengantinnya, dan sebagainya, baru tahu sekarang," ujarnya.
Rumah-rumah adat Banjar ini sangat dikenal di Kabupaten Banjar.
Tak susah mencarinya, karena lokasi ini dijadikan tujuan wisata oleh Pemerintah Kabupaten Banjar dan posisinya pun di tepi jalan.
Kedua rumah ini tampak mencolok perbedaannya karena dipagari kayu ulin dan halamannya disemen.
Sekilas tampak seperti museum, namun sebenarnya rumah adat yang masih didiami penghuninya.
Kondisinya, walau terawat, namun ketika memasuki area halamannya, pengunjung harus berhati-hati, sebab jalannya ada yang rusak dan berlubang.
Beberapa bagian pagarnya pun ada yang hilang dan patah.
Pintu masuk ke rumah adat Banjar. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)
Masuk ke lokasi wisata ini gratis. Pengunjung juga tak dipungut biaya parkir.
Pemiliknya hanya menyediakan sebuah kotak sumbangan di bagian depan rumah bagi pengunjung yang ingin menyumbang uang secara sukarela untuk perawatan rumah tua ini.
Jika ingin kemari dari Banjarmasin harus berkendara sekitar satu jam lewat Jalan Veteran, terus ke perempatan Jalan Gubernur Syarkawi, lurus saja masuk ke Jalan Martapura Lama.
Jarak tempuhnya dari Banjarmasin ke lokasi ini sekitar 20-25 kilometer.
Jika Anda dari Martapura atau Banjarbaru bisa lebih dekat dengan waktu tempuh antara 30-40 menit saja dengan kendaraan pribadi.
Tak ada jalur angkutan kota di sini, maklum saja karena lokasinya di pedesaan, bukan di pusat kotanya.
Jika ingin memakai jasa kendaraan umum, bisa menggunakan ojek.
Dari pusat Kota Martapura, misalnya dari Pertokoan Cahaya Bumi Selamat (CBS) di Jalan Ahmad Yani kemari sekitar 30 menit dengan tarif hanya Rp 10.000 sekali jalan.(*)