News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Kalsel

Siapa Sangka Musala Kecil Ini Menyimpan Sejarah Mendalam bagi Masyarakat Banjar?

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Musala kecil ini ternyata cikal bakal Masjid Jami Banjarmasin yang kini terkenal.

Lantainya diganti dengan semen keseluruhannya.

"Atapnya masih memakai sirap, hanya saja sekarang dilapisi dengan genteng agar tampak lebih modern dan baru," tuturnya.

Jika ingin mengetahui tentang usia musala ini bisa dilihat di prasasti berbahasa Melayu bertulisan Arab gundul yang ada di badan mimbar Masjid Jami Banjarmasin.

Di situ disebutkan "Tarikh didirikan masjid asal hari Sabtu, 17 Syawal tahun 1195 Hijriyah Sultan Tamjidillah dan dicabut 11 Rajab tahun 1353 umurnya 157 tahun 8 bulan 24 hari tarikh. Didirikan masjid baru hari Ahad 16 Dzulhijjah 1352 Mufti Haji Ahmad Kusasi," demikian isi terjemahan dari prasasti tersebut.

Berdasarkan keterangan itu, masjid yang lama (Langgar Sinar Masjid) dibangun pada 1777 masehi atau 1195 Hijriyah.

Sementara masjid yang baru diperkirakan dibangun pada 1934 masehi atau 1352 Hijriyah.

Sekarang, musala ini sudah berusia 238 tahun dan masih berdiri kokoh di tengah perkampungan warga.

Sangat susah untuk menggali kisah-kisah menarik seputar musala ini.

Sebab, warga sekitar tak banyak yang mengetahuinya.

"Yang banyak mengetahuinya adalah orang-orang tua kami zaman dulu. Sekarang mereka sudah meninggal dunia," katanya.

Karena musala ini berada di dalam gang sempit dan diapit perumahan warga yang padat, perlu sedikit usaha untuk mencarinya.

Jika ingin kemari, bisa menggunakan angkutan kota jurusan Sungai Jingah-SMA 5 dengan tarif Rp 4.500 per orang.

Turun di depan Masjid Jami Banjarmasin.

Di seberangnya ada gang kecil bernama Gang Gusti Galuh.

Masuk saja ikuti jalur jalan, setelah bertemu pertigaan, belok kiri, lurus sedikit ada pertigaan lagi, ambil ke kanan.

Tak lama ada bantaran Sungai Martapura, ikuti saja jalurnya, sekitar 50 meter di sebelah kiri ada musala ini.

"Kalau mau naik becak juga bisa, tetapi lebih nyaman lewat Jalan Antasan Kecil Timur sebelum naik jembatan menuju Masjid Jami. Belok ke kiri, lalu ada jembatan di Simpang Muara Kuin belok kiri lagi, terus lurus saja," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini