“Benar-benar dijaga resep dan kualitasnya, sehingga dari dulu orang bilang rasanya pasti tidak berubah. Sampai beli dagingnya pun masih di tempat yang sama dengan tempat orang tua saya beli dulu. Karena sudah percaya, dagingnya yang terbaik,” ujar Idrus.
Usaha baksonya telah dimulai sejak tahun 1978, berawal dari bakso pikul yang dirintis ayahnya sendiri.
Sempat berpindah tempat dari gang Pasama tidak jauh dari tempatnya sekarang dan membuka tiga cabang yang dikelola oleh adik-adik dari ayahnya.
Namun, mulai tahun 2006 bisnis tersebut diwariskan ke Idrus selaku anak dan kedainya menetap serta tidak membuka cabang.
Ada kisah unik di balik penamaan baksonya yaitu Basset.
Pada tahun 2003 saat ayahnya mulai berinovasi dengan ukuran bakso yang tidak normal, ternyata itu digemari banyak pelanggan.
Alhasil banyak pelanggan yang menyebutnya Basset, kepanjangan bakso setan.
“Dulu pas ngurus sertifikat halal ke Majelis Ulama Indonesia (MUI), kan datang ke sini. Katanya nama Basset itu apa, kalau bakso setan nanti dikiranya pemuja setan, padahal sudah halal. Makanya akhirnya singkatannya ditulis di depan, Bakso Asli Solo Enak Tenan,” ujar Ariyanti, istri dari sang pemilik.
Pelanggan yang datang mayoritas dari daerah-daerah perbatasan di Bogor, seperti Cibinong, Lewiliang, Dramaga, Citereup, dan luar Bogor seperti Depok dan Jakarta.