Bumbu dikolaborasikan dengan bumbu Bali.
Sebelum digoreng, ayam dibumbui dan didiamkan selama satu sampai dua jam.
Setelah itu, ayam digoreng kering, sehingga mengeluarkan rasa yang gurih dan crispy.
Perpaduan rasa bumbu Taiwan dan Bali begitu lezat.
Ayu pernah jalan-jalan ke Taiwan dan mencoba beberapa kuliner yang ada di sana.
Saat itu Ayu juga sempat mencoba es campur Taiwan yang disajikan dalam keadaan panas dan dingin.
Peminatnya terbilang sangat banyak.
Pemilik dari kafe itu pun tertarik untuk mengembangkannya di Indonesia.
"Setelah diperhatikan, bahan yang digunakan, ternyata banyak ada di Indonesia. Saya berniat untuk ikut membuatnya. Sampai di rumah, saya pun langsung mempraktikkannya. Namun penyajiannya tidak bisa dalam keadaan panas dan dingin karena keterbatasan alat. Saya buat es ini dalam bentuk es mutiara, yang cita rasa dan aroma Taiwan masih ada. Peminatnya sangat banyak," jelas Ayu.
Es Mutiara jadi Andalan
Sejak saat itu, Cafe Santai menambahkan jenis minuman.
Di antara sekian minuman yang ada, es mutiara yang menjadi andalan.
Bahan dasarnya adalah kacang, seperti kacang merah, kacang hijau, ubi jalar, cincau dan masih banyak lagi yang lainnya.
Semua bahan direbus menggunakan alat dan teknik khusus.
Sehingga tidak menghilangkan kandungan gizi yang ada di dalamnya.