Belum lagi efek jangka panjang berupa peningkatan kadar lemak dan kolesterol darah. Kenaikan ini akan menimbulkan masalah penyakit.
Mitos kedua yang juga beredar ditengah masyarakat adalah bahwa “terpedo” atau testis kambing akan meningkatkan gairah seksual.
Bukan itu saja, daging kambing yang diolah setengah matang, misalnya sate, juga diyakini meningkatkan gairah seksual.
Ternyata hal inipun tidak sepenuhnya benar.
“Memang testis kambing banyak mengandung testosteron yang dapat meningkatkan gairah seksual. Tetap sebenarnya peningkatan gairah seksual terjadi karena multifaktor dan tidak semata-mata berhubungan dengan makanan,” ujar dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang juga dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Dokter Ari mengatakan, daging kambing, dan juga daging sapi masuk kelompok daging merah yang banyak mengandung lemak.
Lemak hewani biasanya mengandung lemak jenuh.
Lemak jenuh ini banyak mengandung LDL lemak jahat yang bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah kita. Baik pembuluh darah otak, dan pembuluh darah jantung.
Selain lemak, daging kambing juga mengandung protein yang kita butuhkan untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan sebagai zat pembangun.
“Jadi mengonsumsi daging tetap penting karena mengandung protein tinggi yang diperlukan tubuh. Hanya jangan berlebihan,” tuturnya. (*/lis)