News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Longsor Banjarnegara

Nestapa Banjarnegara dan Lahirnya Anak Ashanty

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Relawan berusaha mengevakuasi salah satu korban tanah longsor di Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Minggu (14/12/2014). Sampai pukul 17.00 WIB, total jumlah korban longsor yang berhasil dievakuasi sebanyak 39 orang. KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Maka dari itu, pesan yang kita tangkap dari bencana ini adalah, lantaran tanah tak lagi terikat oleh akar pohonan, maka ketika hujan datang tak ada lagi penahan. Tanah itu tergerus hujan dan meluncur ke bawah membawa serta bebatuan dari bukit-bukit yang rapuh. Lantaran kita hidup di tanah yang akrab dengan bencana, kewaspadaan dan kesiapan memberikan pertolongan dan bantuan juga harus senantiasa disiagakan.

Tanah longsor di Banjarnegara seperti melengkapi kisah-kisah duka yang terjadi pada bulan Desember. Terkenanglah kita pada tanggal 26 Desember 2004 saat tsunami menghancurkan Aceh. Teringatlah kita pada 12 Desember 1992 saat gempa tektonik dan tsunami menghajar Flores.

Duka pada bulan Desember juga bukan cuma terjadi di Tanah Air. Pada tanggal 26 Desember 2003, gempa 6,4 SR mengguncang daratan Iran, tepatnya di kota Bam yang padat penduduk sehingga meluluhlantakkan kota itu dan menewaskan sekitar 45.000 jiwa.

Mundur lagi ke tanggal 26 Desember 1932, gempa terjadi di Kansu, Tiongkok, yang menewaskan sedikitnya 70.000 jiwa.

Bencana gempa bumi 7,9 SR tercatat mengguncang Erzincan, Turki, tanggal 26 Desember 1939 hingga menewaskan 41.000 jiwa.

***

Bersamaan dengan nestapa Banjarnegara, dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, sebuah acara reality show berlangsung. Dari rumah sakit itu, proses Ashanty melahirkan putra pertamanya disiarkan secara live oleh RCTI pada pukul 13.00-16.00 WIB, Minggu (14/12/2014), dengan judul acara Anakku Buah Hati Anang Ashanty.

Proses kelahiran bayi Ashanty dan Anang Hermansyah dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi reality show dan live show. Banyak orang menanggapi reality show itu sebagai keanehan. Bukan saja lantaran disiarkan berbarengan dengan suasana dukacita, melainkan karena keluarga anggota DPR RI, Anang Hermansyah, telah dengan suka dan rela menyiarkan peristiwa pribadi keluarganya ke khalayak.

Bukankah melahirkan bayi ke bumi merupakan momen pribadi, sebuah peristiwa sakral yang lazimnya dilewati secara pribadi pula oleh keluarga yang bersangkutan. Namun, tidak demikian dengan keluarga Anang. Kabarnya, acara ini sudah dijual, seperti disiarkan oleh beberapa situs berita hiburan yang memberitakan beberapa bulan lalu bahwa pasangan ini sedang mencari sponsor untuk acaranya. Setelah deal, pengambilan gambar dimulai dari tiga bulan sebelum melahirkan, lalu lanjut dengan tayangan eksklusif secara live.

Entah dengan cara apa kita bisa memahami acara Anakku Buah Hati Anang Ashanty kemarin. Entah pelajaran apa yang hendak disampaikan kepada khalayak pemirsa berkaitan dengan peristiwa kelahiran itu? Adakah masyarakat kemudian mendapatkan pengetahuan bahwa mengejan itu butuh diselesaikan dalam 10 hitungan dan tidak perlu teriak-teriak ala melahirkan di sinetron Indonesia? Tidak, bukan?

Lantas, demi apa pula seorang anggota DPR yang seharusnya memiliki kepekaan lebih terhadap derita masyarakat harus tega mengambil keuntungan berupa popularitas dan mungkin juga sejumlah uang di tengah-tengah suasana nestapa ini?

Jika acara ini diniatkan sebagai hiburan, rasanya bukan hiburan semacam live show kelahiran yang dibutuhkan oleh masyarakat. Di luar bencana, sedemikian banyak persoalan yang menelikung bangsa ini. Salah satunya adalah naiknya semua harga kebutuhan pokok.

Tentu, bukan cuma kepada Anang sekeluarga kita bertanya-tanya tentang maksud tayangan acara itu. Pihak lain yang bertanggung jawab adalah juga RCTI selaku stasiun yang menyiarkan acara tersebut. Maka dari itu, secara lelucon, kita pun sebetulnya bisa bertanya bahwa RCTI tidak berimbang dalam pemberitaan. Mengapa stasiun TV ini hanya menyiarkan proses pernikahan dan kelahiran anak Anang-Ashanty, mengapa proses pembuatan anak pasangan penyanyi itu tidak disiarkan juga?

@JodhiY

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini