Soal pilihan, rakyat sudah cerdas dan dewasa, tidak mau terjebak dan terprovokasi, serta tidak mau dimanipulir dan dipolitisir oleh kepentingaan kekuasaan politik atas nama isu-isu maupun sekat-sekat sentimen politik primodialisme sempit.
Rakyat tidak lagi mempersoalkan suku atau agama seseorang. Rakyat lebih membutuhkan pemimpin yang jujur, tidak korup, membawa harapan baru, pegang amanah mengabdi untuk mensejahterakan rakyat. Itu tujuan rakyat memilih pemimpinnya, siapapun itu!
Ahok itu China, orang Kristen? Apakah pertanyaan ini juga masih relevan disandingkan dengan spirit nyanyian multikulturalisme “135 Juta” yang didendangkan Rhoma Irama.
Itu saja yang bisa saya petik dan tulis tentang Ahok. Sampai tulisan ini saya akhiri, di luar masih terdengar backsound acapella disertai tawa canda bocah sambil terus mengulang-ulang; .. ♪ That’s the Way Ahok Ahok I Like It… ♪ That’s the Way Ahok Ahok I Like It…, ♫ Ahok ♫ Ahok...!!!
* Alex Palit, citizen jurnalis “Jaringan Pewarta Independen”