Ditulis oleh : Sutarjo, Pemerhati Transportasi Umum
TRIBUNNERS - Beberapa hari lalu bahwa ribuan sopir yang tergabung dalam Persatuan Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) melakukan demo menuntut agar Kementrian Komunikasi dan Informatika menertibkan angkutan pelat hitam berbasis aplikasi yang dianggap ilegal.
Para pelaku angkutan umum melakukan demo karena merasa terganggu oleh adanya aplikasi digital yang menawarkan angkutan dengan tarif jauh lebih murah.
Hasilnya Menteri Perhubungan akan memblokir aplikasi Uber Taxi dan Grab Car.
Dari kaca mata Undang-Undang, pihak yang menawarkan angkutan umum melalui aplikasi itu tidak dapat dibenarkan.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa ke depan akan semakin banyak ragam aplikasi digital yang memberikan penawaran lebih menarik kepada calon penumpang atau pengguna kendaraan yang tidak dapat dibendung baik oleh regulator maupun oleh pelaku industri angkutan umum.
Jika kita merunut ke masa lalu, perkembangan teknologi selalu memberikan kutukan berupa akibat yang tidak menyenangkan bagi pelaku industri yang sudah mapan.
Model T yang diproduksi Ford merajai industri mobil dari tahun 1908 sampai 1927.
Tahun 1918 dariseluruh mobil yang ada di AS separuhnya adalah model T, yang artinya model T dari Ford menguasai 50 persen pangsa pasar.
Bahkan tahun 1921, pangsa pasar model T mencapai 56 persen.
Sampai dengan tahun 1927 model T diproduksi sampai dengan 15 juta unit.
Namun kemudian muncul pemain baru yaitu General Motor yang mampu memproduksi mobil dengan teknologi lebih baik dan lebih efisien sehingga berhasil menggerogoti pangsa pasar Ford, sehingga empat tahun kemudian pangsa pasar Ford jatuh menjadi tinggal 40 persen.
Sampai saat ini General Motor menguasai pangsa pasar otomotif di Amerika Serikat dengan pangsa pasar sekitar 16.9 persen dan Ford di posisi kedua dengan pangsa pasar yang tidak terpaut terlalu jauh yaitu sebesar 16 persen.
Kejatuhan Ford disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi, di mana Ford cukup yakin pada saat itu dengan keberhasilan masa lalunya padahal telah hadir pemain baru yang lebih agresif yang mampu mengadopsi teknologi dengan lebih baik.