News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Ekonomi Gong Si Pakas

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pancasila.

Faktanya produk mobil Jepang menguasai pasar dunia dan Bangsa Cina produsen Beras terbesar di dunia dengan menyumbang 26 persen konsumsi dunia.

Salah satu bahan dasar untuk menggairahkan Ekonomi GONG SI PAKAS ditengah pelambatan ekonomi adalah Ekonomi Murah Hati . Bangsa yang terkenal derwanan dan penuh kesetiakawanan ini perlu menghidupkan kembali nilai dasar yang sangat berharga tersebut .

Adalah Bronislaw Malinowski yang pada tahun 1910an ketika ia belajar di London School Economics (LSE) mempelajari secara mendalam esensi dari ekonomi yang berbasis pertukaran (bukan pemberian) sebagai salah satu alternatif dalam memecahkan distribusi kueh ekonomi dan penanganan kemiskinan. Gift economy menurut Lewis Hyde dalam bukunya "The Gift" pada hakekatnya mengubah orientasi dari "me" (saya) ke orientasi "we" (kita).

Temuan Malinowski dan Hyde menunjukkan bahwa Gift Economy menekankan pentingnya kolaborasi dan kerjasama (cooperation and collaboration) untuk menghasilkan hubungan dan kohesi sosial. Mungkin peristiwa seorang wanita yang membeli kopi dikedai kopi Stemani' Bean di Missouri Amerika Serikat adalah salah satu contoh yang sering dicatat dalam literatur Gift Economy.

Wanita itu, entah mengapa, ketika ia membeli kopi untuk dirinya, ia kemudian membeli segelas kopi ekstra untuk orang lain dibelakang dia. Aksi ini kemudian menular kepada pelanggan lain sehingga 1000 pelanggan melakukan hal yang sama karena ada efek menular dari kedermawanan.

Kerjasama dan kohesi sosialpun tumbuh dengan dampak distribusi kueh ekonomi yang tidak terduga. "Everyone Gets Coffee" katanya. Ibarat rebana, mungkin sebuah rebana terasa sumbang ketika dimainkan sendiri , namun ia menjadi hentakan yang sangat dahsyat ketika drummer Deep Purple Ian Paice memainkan pada lagu "Anyone's Daugther", atau Todd Sucherman (bukan suherman!), drummer the Styx memainkan dalam "Boat on the river". Rebana memberikan kontribusi dalam sebuah harmoni yang indah.

Ini terjadi karena sang komposer tahu persis bagaimana sebuah rebana harus dimainkan dan bagaimana kontribusinya dalam sebuah lagu.

Para pengambil kebijakan ekonomi kita sering lupa pada peran "rebana" ini... pada keberadaan kaum marjinalis ini, sehingga Gift Economy pun tidak pernah berada dalam benak mereka. Gift Economy terberangus oleh ekonomi transaksional dengan pamrih sebagai dasarnya. Padahal Gift Economy bukan sekedar memberi namun bagaimana kolaborasi dan kebebasan memilih menjadikan gift economy menjadi kekuatan yang sangat besar.

Kita ingat bagaimana Linus Torvald memberikan kode program sistim operasi LINUX nya secara gratis kepada khalayak ramai. Hasilnya luar biasa LINUX berkembang sebagai sistim oper asi yang tanpa "bugs" karena siapa saja bisa memperbaiki kekurangan yang ada dan memberikan kemaslahatan pada masyarakat banyak. Eric Raimond, maha guru open source pernah mengatakan "Given enough eyeballs, all bugs are shallow" (jika banyak mata melihat, semua kelemahan menjadi dangkal).

Ekonomi kebaikan ini jika ditarik kedalam perilaku bangsa dapat memperkuat implementasi Ketahanan Nasional karena orang per orang mampu menerjemahkan nilai otentik gotong royong. Semoga!

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini