Tapi yang membanggakan ada juga orang Indonesia, 10-an persen dari jumlah tersebut duduk di jabatan manajer hingga eksekutif dengan gaji per bulannya minimal 8.000 USD sampai 12.000 USD.
Mereka disebut kaum profesional.
Hakim El Faqih lulusan Afrika Internasional University in Sudan tahun 2015 jurusan Aqidah dan Pemikiran Islam memboyong saya ke Wisma Duta di kawasan Dafna Diplomatic Area pusat kota Doha.
Andi Indah Burnawang Johar, asli dari Kecamatan Belawa Wajo yang menjabat kepala rumah tangga wisma menyambut dengan suguhan bakso ayam dan tempe goreng.
Tersaji juga ikan bakar kakap putih berikut cobek cobek terasi ala Bugis.
Dengan bersarung ala laki-laki Bugis, Dubes Marsekal Madya (Purn) Basri Sidehabi Dubes RI mengajak saya berbincang aneka topik.
Basri mengatakan sejak kunjungan Emir Qatar ke Indonesia 18 Oktober 2017 setidaknya ada lima hasil MoU antara Indonesia dan Qatar.
Terkhusus bidang pendidikan, pemuda dan olah raga, kesehatan, luar negeri, serta investasi dan tourism.
"Semua ini perlu segera diimplementasikan," ungkap Basri.
Hal yang juga menggembirakan bagi Dubes Basri yaitu "Bebas Visa" bagi pemegang pasport Indonesia dan sudah berlaku sejak 9 bulan lalu.
"Benar benar bebas visa, bukan visa on arrival. Dan ini tanpa bayar sama sekali. Untuk 30 hari," ungkapnya.
Kebanggaan lain yang berhasil diukir Dubes Basri yakni perjanjian free shipping Pelindo 1 dan 2 dengan Hamad International Port.
"Dulu shipping dari Indonesia via Singapore dan Malaysia, sekarang sudah bisa langsung dari Indonesia ke Hamad Port dibawah koordinasi Pelindo 1 dan 2," jelas mantan anggota DPR RI 2009 - 2014 ini.
Qatar Charity juga mempererat hubungan kedua negara.