News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Hari Pendidikan Nasional

Pendidikan Gelombang Ketiga

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anis Matta.

Ketiga, eksperimental. Sifat utama gelombang ketiga adalah meningkatnya konektivitas dan cepatnya perubahan yang terjadi. Tingginya kompleksitas dan perubahan yang sangat cepat berimplikasi sulitnya melakukan prediksi dan betapa setiap solusi yang ditemukan memiliki waktu kadaluwarsa sangat pendek.

Akibatnya, mau tidak mau kita harus memiliki pola pikir yang selalu terbuka dan berani mengambil risiko. Berani mengakui keterbatasan intuisi dan mengakui setiap solusi sifatnya temporer. Kita harus membuat eksperimentasi menjadi default.

Terakhir, kreatif. Adakalanya jalan buntu tetap menghadang meskipun segala daya upaya telah dikerahkan. Pada situasi seperti ini, hal yang akan menyelamatkan kita adalah kreativitas. Kreativitas adalah kemampuan untuk memulai ketika yang lainnya terhenti. Pada era konektivitas tinggi ini kita perlu mendefinisikan ulang arti kreativitas.

Biasanya kreativitas dianggap sebagai hasil dari intuisi jenius dari individu yang terisolasi. Dalam gelombang ketiga, kreativitas adalah kemampuan menggabungkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya menjadi sebuah entitas baru. Konektivitas menjadi sumber kreativitas.

Itulah arah baru dunia pendidikan Indonesia. Keempat elemen pola pikir itu perlu dikembangkan dalam lingkungan pendidikan kita. Tentu kita juga membutuhkan budaya pendidikan baru yang menempatkan manusia sebagai sentral.

Sejumlah kejadian yang merendahkan murid dan memperlakukannya bukan sebagai manusia sentral dalam pendidikan membutuhkan penanganan yang tepat. Afirmasi 20 persen APBN ke sektor pendidikan harus menghasilkan suatu generasi yang unggul, bukan habis diserap oleh relung-relung birokrasi pendidikan.

Ketika pendidikan kita berhasil menghasilkan manusia dengan pola pikir dan orientasi peradaban, itulah modal penting Indonesia layak menjadi salah satu kekuatan utama dunia.

* Anis Matta, Pemerhati bidang Sosial dan Politik

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini