Pertarungan skill bukan pertarungan hasil. Brasil dan Argentina sering asyik mempertontonkan kemampuan mengolah si kulit bundar ketimbang kemauan mencetak gol.
Nah, Prancis dan Kroasia memiliki tipologi berlari, bergerak dengan kekuatan tenaga dan kecepatan menggedor, mengumpan panjang-pendek, mengolah si kulit bundar sebentar dan menjejalkan bola ke gawang lawan. Adrinalin kita yang menyaksikannya pasti semakin bergelora.
Inggris Terjebak
Itu sebabnya Kroasia mampu menjungkalkan Inggris meski sempat tertinggal 1-0 di menit ke-7. Inggris yang sebenarnya memiliki gaya serupa dengan Prancis, Kroasia, dan Belgia.
Tapi, begitu Harry Kane mengubah dari speed and power ke konvensional football dengan delay some game, maka Modric tinggal menunggu waktu untuk membalik keadaan.
Bayangkan, bola yang ada di daerah pertahanan lawan, sekonyong-konyong bisa dipindah ke lapangan sendiri.
Kejadian seperti itu terjadi berulang-ulang. Maka tak heran jika Inggris yang harus berada di atas angin, berubah seperti sekumpulan orang yang terancam badai.
Dengan posisi seperti itu Inggris terjebak. Uniknya jebakan itu dibuat oleh sang arsiteknya sendiri Southgate. Sang arsitek ingin mengamankan kemenangan padahal waktu baru berjalan 7 menit dan terlalu banyak waktu yang tersisa.
Kembali ke laga final, kita akan menyaksikan suguhan paling menarik. Sayang tak ada juara kembar...
Bravo sepakbola dunia...
Ya, Sepakbola kita juga ...
* M. Nigara Wartawan sepakbola senior Peliput Piala Dunia 1990 dan 94