Dengan fokus yang berbeda pada balapan kali ini, apa yang dilakukan oleh Ali Adriansyah selepas lampu start padam adalah mengontrol situasi dan membaca kemungkinan untuk merangsek ke depan.
"Saya kontrol situasi di posisi 5-7. Kalau memaksakan maju akan percuma dan malah akan ke belakang, karena slipstream di Aragon sangat krusial," papar Ali Adriansyah.
Sayangnya ia sempat bersenggolan dengan pebalap lain pada lap 9 sebelum melakukan attack. Akibat benturan itu brake lever atau tuas remnya bermasalah.
Kerusakan itulah yang membuat Ali kesulitan dalam pengereman sehingga ia kehilangan waktu 1,5 detik dan posisinya melorot ke P14.
Padahal ketika itu lomba akan usai dalam 3 lap. Dengan segala usaha akhirnya Ali mampu memperbaiki posisi dan finis dengan poin di posisi 12.
Meski finis di luar 10 besar, bagi Ali Adriansyah balapan di Aragon sudah mendekati pada yang menjadi tujuannya balapan di sana.
"Saya merasa nyaman dengan fight dan balapannya. Saya juga cukup senang dengan kembalinya kepercayaan diri setelah kecelakaan di Brno dan Misano," ujar Ali Adriansyah.
RFME CEV SSP300 masih menyisakan dua putaran lagi yaitu di Sirkuit Ricardo Tormo pada 9 September dan Sirkuit Jerez pada 28 Oktober.
Dua putaran tersisa juga ada pada kejuaraan yang menjadi fokus Ali Adriansyah, yaitu WSSP300. Putaran 7 akan berlangsung di Sirkuit Algarve Portimao, Portugal pada 16 September, sementara putaran pamungkas akan dilakukan di Sirkuit Magny-Cours, Prancis pada 30 September 2018.