Campuran antara geli dan takut.
Geli karena masng-masing timses terdiri dari orang-orang yang berpendidikan.
Takut karena jika dibiarkan, grass root yang sudah kepanasan dipanggang kemarau panjang ini bisa terbakar sewaktu-waktu.
Rumput dan ilalang yang terbakar bisa menghanguskan apa saja yang menjadi penghalang dan penghadang.
Api sekecil apa pun, jika menyambar rerumputan kering, bisa membesar dan membakar hutan. Apalagi kalau ditiup angin kencang.
Dua unsur itu sudah terpenuhi sekarang.
Bukankah saling serang sudah mengarah ke ‘perang’ meskipun baru sebatas di media sosial.
Namun apa yang terjadi dunia maya cepat sekali melompat ke dunia nyata jika ada trigger.
Pemicu itu berupa orang iseng yang suka mengipasi semak yang terbakar. Bisa juga para buzzer berbayar.
Api yang terlanjur membesar sulit sekali untuk dipadamkan.
Ingat film The Truth About Lie? Gilby Smals—yang diperankan dengan apik oleh Fran Kranz—bisa jadi kita sebut pria apes.
Dia bukan saja dipecat dari pekerjaannya, apartemennya terbakar habis dan pacarnya pun memutuskan hubungan secara sadis.
Sudah jatuh, ditimpa tangga, digigit anjing gila. Lengkap sudah penderitaannya.
Ketika dia tertarik dengan gadis sahabatnya yang dia anggap mampu memenuhi semua harapannya, bisa memakai berbagai cara untuk berhasil memenangkan hatinya.