Oleh: Karyudi Sutajah Putra
TRIBUNNEWS.COM - Bukan rahasia lagi, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Joko Driyono hanyalah “bidak” catur. Ada “Godfather” di belakang pria yang akrab disapa Jokdri itu.
“Godfather” inilah yang diduga menggerakkan ke mana pun Jokdri melangkah di PSSI, sekaligus menyediakan segala fasilitas yang diperlukannya.
Kini, ketika Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola Polri telah menetapkan Jokdri sebagai tersangka perusakan dan penghilangan barang bukti perkara match fixing (skandal pengaturan skor pertandingan), Jumat (15/2/2019), tugas Satgas selanjutnya adalah memburu “Godfather” itu.
“Godfather”, sebuah kata dalam bahasa Inggris, berarti "wali laki-laki seorang bayi". Kata ini dapat merujuk kepada “The Godfather (Sang Godfather) (1969), novel karya Mario Puzo yang kemudian diangkat menjadi film oleh Francis Ford Coppola, yakni The Godfather (1972),The Godfather Part II (1974), dan The Godfather Part III (1990).
Baca: Joko Driyono jadi tersangka, PSSI digambarkan alami fase krisis terburuk
Lalu, siapakah “Godfather” di balik Jokdri? Kita tidak tahu pasti. Yang jelas, di kalangan PSSI orang tersebut tidak asing lagi. Ia merupakan “invisible hand” (tangan tak kelihatan) yang “untouchable” (tak bisa disentuh).
Di mana ada Jokdri, di belakangnya ada dia. Yang jelas pula, Satgas tengah mendalami peran bandar judi di balik match fixing yang melibatkan Jokdri. Apakah “Godfather” itu bandar judi?
Kita tahu, Jokdri sudah lama “berkuasa” di PSSI. Siapa pun ketua umumnya, Jokdri tetap memegang peran sangat penting. Ini mengingatkan kita akan sebuah iklan: “Apa pun makanannya, minumnya teh botol…”.
Makanya, kita sempat pesimistis Satgas bakal menjangkau Jokdri.
Laki-laki berkacamata asal Ngawi, Jawa Timur, ini telah berada di episentrum PSSI sejak 1991 saat PSSI diketuai Azwar Anas. Saat PSSI diketuai Agum Gumelar (1999), Jokdri tetap ada di kepengurusan.
Saat PSSI diketuai Nurdin Halid (2003-2011), Jokdri pun masih di jantung PSSI.
Saat PSSI mengalami dualisme (2011-2016), Jokdri tetap ada di PSSI.
Klimaksnya pada 2016-2019. Saat PSSI diketuai Edy Rahmayadi, Jokdri menjadi Wakil Ketum PSSI, dan akhirnya ditunjuk menjadi Plt Ketum PSSI sesuai mekanisme Statuta PSSI dalam Kongres PSSI di Bali, 20 Januari 2019, saat Edy Rahmayadi menyatakan undur diri.
Semua itu terjadi karena ada “Godfather” di belakang Jokdri.