Tidur Di Rumah Warga
Perihal kebakaran hutan juga menjadi pekerjaan rumah besar Indonesia saat ini. Walau secara data sudah menurun dibanding periode sebelumnya, tapi kebakaran hutan masih bisa terjadi, terlebih di musim kemarau.
Di Bengkalis Doni menyerap aspirasi warga dan para kepala desa. Dari sini ia kemudian memetakan akar masalah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
"Saya tanya pada bapak ibu kepala desa yang hadir, bahwa dari data yang kami kumpulkan penyebab kebakaran hutan dan lahan 99 % disebabkan oleh perbuatan manusia, sedangkan 1% persen karena faktor alam. Itu disetujui oleh seluruh yang hadir.”
"Kemudian saya tanya lagi, berapa banyak disengaja, berapa banyak tidak disengaja. Ternyata yang tidak disengaja paling sedikit. Mungkin karena buang puntung rokok atau bakar sampah. Lantas saya tanya lagi, karena disengaja: saya bagi dua, disengaja karena buka ladang atau karena disengaja karena dibayar. Jawaban paling banyak karena ada pihak yang membayar. Sekarang pertanyaannya, siapa yang bayar? Nah aparat penegak hukum harus menindaknya," ungkap Doni.
Gairahkan Ekonomi
Salah satu solusinya menurut Doni adalah menggairahkan ekonomi rakyat setempat. Misalnya di tanah itu rakyat mesti memiliki kegiatan ekonomi yang memberikan pendapatan memadai. "Maka otomatis rakyat akan ikut menjaga dan tidak mungkin mau dibayar lagi untuk membakar pembukaan lahan, " tambah Doni.
Termasuk juga secara paralel masyarakat diajak bercocok tanam, beternak, misalnya. Hal ini bisa meningkatkan kesejahteraan tanpa menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan.
Doni kemudian mengutip pernyataan Lau Tze (570 SM) yang terkenal: Temuilah rakyatmu, hiduplah bersama, mulai dari apa yang ada.
Doni meminta tim gabungan para tokoh masyarakat, TNI, Polisi, akademisi serta ulama mendatangi rumah rakyat (terindikasi kelompok pembakar lahan). Mereka wajib menginap di rumah rakyat, berdialog dari hati ke hati, hingga muncul kesadaran betapa berbahayanya membuka lahan dengan membakar.
Menurut Doni, BNPB tengah berdiskusi dengan markas besar TNI dan Polri. Kelak nantinya tim gabungan ini diperkuat oleh sejumlah kementerian dan lembaga antara lain LHK, Pertanian, para penyuluh, menjadi tim yang terintegrasi secara terpadu.
"Satu bulan menjelang musim kemarau, tim sudah berada di tengah tengah masyarakat. Kita mendekati masyarakat sebab penyebab terjadinya kebakaran adalah manusia juga. Masyarakat kita sentuh hatinya, supaya tidak agi mau melakukan pembakaran, baik disengaja maupun tidak disengaja. Baik disengaja karena keinginan sendiri atau karena dibayar oleh orang lain," ujar Doni.
Secara berkelakar Doni menyentil hadirin dengan mengatakan mungkin masyarakat Riau terlalu ramah dan baik, membiarkan udaranya rusak, alamnya tercemar, bahkan mendiamkan halaman rumahnya dibakar.
"Saya yakin semangat ke depan, tidak boleh terjadi lagi. Ini demi menyelamatkan generasi muda Riau yang akan datang,” ungkap Doni gemas.